Pages - Menu

16 April 2018

MISOOL: GATE OF HEAVEN



It seems like Misool is a never end awe, a continous breath-taking journey, a place where all your senses feels it's ultimate satisfaction. Misool is indeed, a paradise.

Just Marshall Sastra doing what he normally do :P
Diving in Misool
So we went to Misool again this year, and again, I found something new. Jika di trip sebelumnya saya "trip darat," alias menginap di penginapan di pulau, baru berkeliling pagi hingga sore hari mengitari Misool, kali ini saya ikut trip LOB (live on board, menginap di kapal) scuba diving, jadi kami menginap di kapal dan melakukan tiga hingga empat dive per hari, so it's a new experience, apalagi saya belum pernah scuba diving di Misool sebelumnya.


Di sela-sela waktu scuba diving, kami menyempatkan diri untuk berkeliling beberapa spot andalan di Misool, karena keterbatasan waktu untuk explore darat, kami hanya bisa datang ke Balbulol dan Dafalen karena sisa waktu lainnya kami gunakan untuk scuba dive.

Floating with the water girls

Balbulol bagi saya selalu jadi spot yang extravagant, Balbulol selalu jadi pemandangan "mewah" dan menyenangkan untuk bersantai, berenang-renang dan menghabiskan waktu di lokasi yang tampak surreal ini (check out my previous blogpost about Balbulol here).

Sebelum pulang ke kapal, kami melipir sedikit berkeliling area di sekitar Balbulol dan menemukan spot ini! Kapal merapat ke area sisi dan kami trekking melewati tanah dan bebatuan karang, memang belum ada jalur trekking ke atas karena sepertinya area ini belum jadi lokasi yang disinggahi pejalan saat ke Misool.



Misool memang keterlaluan indahnya, the view is just SO GRAND! I feel like Mowgli in The Jungle Book, terlalu indah, terlalu surreal. Kami naik hingga ke area landai di antara dua tebing batu, it looks like a gate of heaven! Well, Misool is indeed a paradise, do you agree? If you're not, maybe you should come here to Misool and experience it yourself :)

@marischkaprue - lucky to born and live in this Paradise - Indonesia

Photo by Ferry Rusli & Ricky Virgana

NOTES

MISOOL
RAJA AMPAT SELATAN
INDONESIA

Visit this place during Scuba Dive Trip with Trip Inc, visit their website here: http://tripinc.id to get more information and detail about many scuba dive trip around Indonesia

***


6 April 2018

ART X NATURE IN HAKONE OPEN AIR MUSEUM



Even if you're not a "museum person," you'll love this museum located in Hakone beautiful landscape because it's an outdoor museum!
Jika kita mendengar kata museum, maka yang terbayang adalah bangunan dengan karya-karya seni di dalam ruangan dan penjelasan mengenai karya seni yang terkadang.. membosankan. Oh well, can't blame that since not everyone are into artworks :)

Tapi, di Hakone Open-Air Museum kita dapat menikmati karya seni sambil berjalan kaki melewati jalanan setapak, kontur perbukitan dan pepohonan yang rindang serta sambil menikmati landscape dan gunung di Hakone.





Sesuai namanya, museum ini mengusung konsep outdoor, jadi karya-karya seni yang ditampilkan di sini menyatu dengan sekeliling, mulai dari patung yang ada di tengah taman Round Plaza, "bubble playground" Curved Space, bandul besar di tengah dua pohon tinggi yang akan membuat kita mendongak untuk melihatnya, Woods of Net yang jadi area bermain anak-anak yang sangat artistik, dan masih banyak lagi.


Berjalan kaki di Hakone Open Air Museum seperti never-ending show, kita terus terpesona dengan karya-karya seni yang begitu menarik dan menyatu dengan lokasi karya seni tersebut dan berbagai bangunan yang juga menjadi karya seni arsitektur yang sangat menarik seperti Symphonic Sculpture yang berbentuk menara dengan tangga melingkar yang sangat indah dilihat dari dalam menara karena cahaya yang masuk dari pola kaca patri yang memenuhi bangunan.






Also, the star of the Museum is the Picasso Pavilion di mana terdapat setidaknya 300 karya Picasso, the Maestro, dalam bentuk lukisan, patung, karya keramik hingga sketsa yang dibuat Picasso semasa hidup. Picasso Pavilion menjadi satu-satunya lokasi display karya yang dibuat indoor di Hakone Open Air Museum. Di Picasso Pavilion, kita juga tidak diperbolehkan mengambil gambar, jadi nikmati semua karya Picasso tanpa distraksi ya :)

Usai dari area Picasso Pavilion, kita dapat meneruskan berjalan kaki dan bersantai di area cafe dengan pemandangan pepohonan yang saat kami datang masih didominasi warna kecoklatan. Ada juga area foot onsen, untuk merendam kaki sambil menikmati pemandangan.


 



 
Hakone Open Air Museum benar-benar menyenangkan, I would suggest to spend the whole day here to enjoy the artwork, the surrounding, the atmosphere dan menikmati hari dikelilingi karya-karya luar biasa dari seniman manca negara. When art collide with nature, it surely amazing!

@marischkaprue - graduate from art but end up spending time with nature more :))
NOTES

HAKONE OPEN AIR MUSEUM
1121 Ninotaira, Hakone Ashigarashimo District
Kanagawa Prefecture 250-0407
Japan

OPENING HOURS 
9 AM - 5 PM 
(OPEN EVERY DAY) 

ADMISSION FEE
Adult 1600 Yen 
With Hakone Freepas: 1400 Yen 

GETTING THERE 
NEAREST STATION: 
Chokokunomori Station 

From Hakone-Yumoto Station: 
Dengan Hakone Tozan Railways ke Chokokunomori sekitar 30 menit, biaya 400 Yen atau gratis dengan Hakone Freepass

ABOUT HAKONE FREEPASS

Harga: 5.140 Yen, berlaku 2 hari dan dapat digunakan untuk berbagai hal, mulai dari transportasi dari Shinjuku, hingga untuk menggunakan Odakyu Romancecar menuju Hakone (hanya tinggal menambah 1,090 Yen saja). Hakone Freepas juga dapat digunakan untuk menikmati berbagai atraksi di Hakone atau untuk mendapatkan diskon di berbagai tempat di Hakone.
****

1 April 2018

PADAR NOW AND THEN



Do you notice how things are changing fast nowadays? Ketika kita datang ke tempat yang sama, satu hal yang kita sadari pertama kali adalah betapa beberapa hal berubah, could be better, or could be worse and it would depend on your perspective.


Padar, pulau yang jadi icon Taman Nasional Komodo. Sebutlah nama teman kalian yang traveling ke Komodo namun tidak berfoto di area "puncak" Padar, akan sulit menemukannya karena Padar selalu ada dalam list itinerary trip ke Komodo dan jujur saja, hingga kini Padar memang tetap jadi spot (darat) paling fotogenic di Komodo.

the stairs

Padar sekarang tidak pernah sepi :)
Lalu apa yang berubah dari Padar? Tentunya kini Padar makin ramai. Saya ingat di tahun 2013-2014 sangat sedikit kapal yang bersandar di perairan Pulau Padar. Jika anda mendaki Pulau Padar saat itu, anda tidak akan berpapasan dengan siapapun, hanya group kita yang ada saat itu, mesti kadang ada group lain tapi sangat jarang bersinggungan di saat yang sama.



Padar dahulu punya kesulitan tersendiri. Sebenarnya Padar tidak terlalu tinggi dan terjal (bagi saya Gili Lawa lebih terjal dibanding Padar), trekking ke puncak Padar merupakan jalur yang cenderung lebih mudah, namun dengan kesulitan di awal dan akhir karena area naik pertama merupakan area pasir yang licin dan seringkali membuat orang jatuh pada saat turun. Area kerikil dan pasir ini juga mendominasi area trekking ke arah batu pertama (if you've been to Padar, you know which one).


Padar kini sudah punya tangga kayu di bagian awal trekking, ini menggantikan pasir dan kerikil licin yang sering membuat orang-orang jatuh. Tangga kayu ini dibuat simple, jadi tidak mengganggu pemandangan dan menurut saya memang membantu banyak orang yang kesulitan naik dan turun di area ini.

Berikutnya, di Padar juga dibangun tangga. Pada saat awal saya melihat tangga dibangun (saat itu baru berupa semenan), rasanya sangat sedih melihat kontur alami berubah dengan garis-garis semenan tangga. Beberapa bulan kemudian saya datang lagi ke Padar dan tangga ini sebagian besar sudah selesai, dengan batu-batu yang ditanam di tangga semen sehingga lebih menyatu dengan sekeliling. Sedih? well, sedikit, namun bagaimanapun tangga ini memang membuat trekking ke atas jauh lebih mudah, terutama di area atas yang biasanya kita mesti memanjat batu.

Can you see the platform?
Di bagian (hampir) paling atas kini sudah ada platform besar (??), ini yang saya cukup sedih (lagi), buat apakah platform besar ini? untuk group foto bersama? platform ini persis di depan batu dengan pemandangan Padar yang spektakuler. Menurut saya tangga saja sudah cukup, namun semua orang dapat punya pandangan yang berbeda kan.


Komodo dan Padar selalu punya tempat spesial di hati saya, it's always a place where I never get bored of coming and coming again. Saya tidak benci perubahan, hidup saya diisi dengan perubahan dan perubahan jugalah yang membawa saya menjalani hidup seperti saat ini. But sometimes, the nostalgic feeling just came in and bring me to the feeling years back, when it was a place to chill and enjoy the serene moment, feeling the sunset with nobody else but us.

What about you?

@marischkaprue - her life is constantly changing