Pages - Menu

8 Oktober 2012

Night Dive, Don't be Afraid!



 

Okay, mungkin selama ini saya selalu mendeklarasikan diri sebagai seorang diver yang ketagihan dengan dunia bawah laut. Saya mulai diving bulan April tahun 2010, masih cukup baru bagi seorang divers, namun cukup waktu untuk berkeliling dan menikmati alam bawah laut Indonesia.

Saya cukup beruntung memiliki pekerjaan yang memungkinkan saya untuk berkeliling ke area pesisir dan tentunya juga diving di banyak lokasi di Indonesia, dan setelah pekerjaan saya bergantipun saya masih diberi keberuntungan untuk tetap bisa mengakomodir kecintaan saya pada indahnya biru dan ragam makhluk laut.

Nah, kalau kita biasa sebut jam terbang, mungkin lebih cocok disebut jam selam, biasanya disebut log dive, berapa banyak anda diving, biasanya juga menentukan skill dan bouyancy (keseimbangan di dalam air). Kalau saya, sekitar 61 kali dive (saya mencatat di buku setiap kali pulang dari trip diving).

Hmm, jumlah itu mungkin terlihat cukup banyak, tapi hingga sekarang dive license saya masih Open Water, itu license paling rendah atau paling awal dalam dunia penyelaman, ingin rasanya mengambil level advance tapi belum terlaksana hingga sekarang.

Usai diving di Morotai

Dalam pengalaman penyelaman saya selama dua tahun, sebelumnya saya belum pernah sekalipun melakukan night dive. Yap, sesuai namanya, night dive dilakukan malam hari. Bayangkan anda menyelam di laut saat gelap, kebanyakan yang saya ceritakan pasti nanya satu hal "ngga serem tuh?"

Bulan September kemarin saya trip ke Tulamben, lokasi diving yang dikenal karena ada wreck kapal USS Liberty. Usai dua kali penyelaman siang dan sore, saya diajak ikut night dive di Tulamben. Saya langsung excited, selama ini saya belum pernah melakukan night dive, meski sudah ada kesempatan namun harus saya lewatkan karena alasan harus shooting pagi sekali keesokan harinya.

Kali ini saya langsung mengiyakan dengan antusias. Dive guide saya langsung memberi briefing, ada ketentuan keselamatan selama night dive. Pertama yang pasti ditanyakan semua orang adalah tentang gelapnya laut. Nah, untuk itu sebelum dive ada dua senter yang disiapkan, satu untuk digunakan, satu lagi cadangan jika senter pertama bermasalah. Kalau dua duanya bermasalah? pinjam senter cadangan buddy (pasangan dive) anda.

Setelah briefing selesai, saya langsung menyiapkan alat dan menuju ke laut. Di Tulamben masuk melalui pantai, beach entry, dan saat saya masuk ke air suhunya hangat jadi langsung nyaman.

Senter sudah kami nyalakan sejak masuk pantai, kemudian kami menyelam perlahan. Menyelam malam hari ini beda dengan yang saya bayangkan, rasanya justru tenang sekali, karena yang kita lihat hanya area area yang terkena sorotan lampu senter.

Saya menyelam berjajar dan kadangkala berada di belakang dive guide saya. Satu hal lagi tentang penyelaman, stick with your buddy, jangan asik sendiri dan hilang sendiri, apalagi malam hari karena kalau ada masalah yang pertama bisa menolong kita adalah buddy.

Masuk ke area wreck sangat seru, cahaya senter membuat besi besi dan bagian kapal terlihat, kadangkala ada ikan yang melintas dan terlihat bercahaya terkena sorotan senter. 

Coleman shrimp courtesy of Indonesia Dive Directory

Dive guide saya, Cuplis beberapa kali memberi kode untuk berhenti untuk melihat makhluk laut yang aktif di malam hari. Udang udangan biasanya terlihat di malam hari, namun makhluk yang satu ini kecilnya minta ampun, sulit terlihat kalau tidak jeli.

Spanish Dancer
Spanish dancer sebelum bergerak "menari"

Satu yang paling mempesona saya yaitu spanish dancer, nama ini diberikan pada jenis nudibranch yang berukuran besar karena jika merasa terancam spanish dancer akan melarikan diri dengan bergerak ke atas dan bagian tubuhnya akan terlihat seperti rok penari flamenco. Saya yang membawa kamera langsung merekam gerakan yang indah dari spanish dancer yang bergerak ke atas. Kalau membayangkan sulit, bisa lihat video yang saya rekam disini:



Usai melihat spanish dancer, saya dan dive guide saya kembali berkeliling, ia menunjukkan frog fish yang diam di soft coral. Frog fish ini unik karena tidak berenang namun bergerak dengan memompakan air ke bagian di bawah sirip bawah yang terlihat seperti kaki. Bentuk ikan ini seperti katak yang sedang duduk sehingga disebut frog fish

Warty frog fish courtesy of Indonesia Dive Directory
Another frog fish courtesy of Agata Melisa


Namun ukuran frog fish ini rata rata kecil sekali, yang saya lihat di night dive ini berukuran sebesar kuku jempol saya, untuk difoto pun tidak bisa karena kamera saya tidak bisa untuk ukuran makro :(

Asik melihat soft coral, sea fan dan apapun untuk menemukan binatang binatang laut berukuran kecil yang biasanya disebut macro, saya tidak fokus melihat suasana. Tiba tiba Cuplis menunjuk ke kejauhan sambil mengarahkan senternya. Sosok ikan besar terlihat bergerak perlahan, semakin saya dekati makin terasa ukurannya yang besar, bahkan lebih besar dari badan saya kalau saya berjajar di sebelah ikan ikan yang disebut bumphead ini. Mereka simply disebut bumphead karena memang kepalanya seperti bengkak, saat saya cerita tentang bumphead, pasangan saya malah kirim foto orang afrika yang kepalanya bengkak besar akibat kejedot (-___-) yah itu juga masuk kategori bumphead.

Bumphead parrot fish courtesy of Agata Melisa

Yang membuat lebih menarik lagi, bumphead ini berjajar banyak sekali dan bergerak perlahan. Melihat ikan besar di gelapnya malam benar benar seru, saya berusaha mengambil gambar, namun lagi lagi keterbatasan kamera dan skill fotografi saya sehingga untuk gambaran bumphead saya pinjam foto punya Agata Melisa yang sering diving dan foto foto di bawah laut.

Diving di malam hari memang seru, namun dive guide saya bilang, biasanya kalau dari awal tidak merasa nyaman, saat diving kurang menikmati. Hmm, saya sangat menikmati keseruan ini karena sejak awal masuk ke laut rasanya tenang sekali, dan sama sekali tidak mengerikan seperti yang dibayangkan kebanyakan orang kok. Kuncinya tenang, tidak panik dan nikmati saja keseruan diving hanya dengan cahaya senter.

Oya, satu lagi yang paling menarik. Di satu tempat, dive guide saya menutup cahaya senternya dan meminta saya melakukan hal serupa. Suasana tiba tiba gelap total, kemudian ia mengibaskan tangannya. Yang terjadi kemudian seperti di film film fiksi, muncul titik titik terang berkilauan, namun ini benar benar terjadi. Saya melakukan hal serupa dan cukup bengong terpesona dengan titik titik cahaya yang muncul tiba tiba seperti debu berkilauan saat saya mengibaskan tangan.

Rupanya, plankton tertentu bisa mengeluarkan cahaya saat bergerak atau bergesekan akibat gerakan tangan kita. Ini rasanya seru dan menyenangkan sekali, you will feel like you're in some kind of fairytale world, waving your hands and then fairy dust glittery gold just blinking. Seru abis!

Kami menghabiskan waktu sekitar 45 menit penyelaman malam, dan rasanya, sumpah, I just wanna do it again, soon! Omagah you should, I meant you MUST try, it is amazing! :D



@marischkaprue - always super excited underwater, esp at night.



Thanks to BIDP Bali Diving for this amazing trip!

If you wanna dive in Tulamben, you can contact BIDP Bali Diving bookings:
(62-361) 270759, 285065 or info@bidp-balidiving.com
http://www.bidp-balidiving.com



3 komentar: