Kami berjalan mendekati dermaga. Langit masih
hitam pekat malam itu namun saya dapat melihat bintang yang memenuhi langit
Lembata, sangat indah. Waktu menunjukkan pukul dua dini hari. Kami hanya tidur
sekitar dua jam dan semua tampak mengantuk, hanya Ferry yang terlihat segar
membawa tripod untuk mengambil foto bintang dari dermaga.
It was still 2 a.m. as we walked
up to the dock. Even in the darkest night, I could see a beautiful sky of
Lembata full with stars. We only slept for two hours and all of us looked
sleepy, except Ferry who still so fresh carrying tripod for taking shot of stars
from the dock.
Kami memindahkan barang-barang ke dalam kapal
dan saat semua sudah lengkap kapal mulai bergerak menjauhi dermaga. Mesin
mendorong kapal dengan kecepatan tinggi bergerak ke arah utara.
We moved all the equipments to the
boat, made sure everything all set, and started departing to the north side
with high speed.
Selama dua jam kami tertidur di kapal.
Perlahan mesin kapal mulai berkurang kecepatannya, kami bergerak mendekati sebuah
pulau. Samar-samar saya melihat cahaya-cahaya merah di bagian atas pulau.
Sontak kami langsung memanggil teman-teman yang masih tidur “Lava! Lava!,” kami
sudah mendekati Batu Tara, si Gunung Api aktif yang terus menerus mengeluarkan
lava.
It’s
been two hours since we were asleep, till the boat getting slower and we
approached one island. I could see the red lights vaguely on the top of island.
Suddenly we woke up our friends while shouting “Lava! Lava!” when we were
seeing Batu Tara, the active volcano that kept emitting lava continually.
Kapal semakin merapat dan pemandangan
selanjutnya yang saya lihat semakin menakjubkan. Pendaran cahaya merah dari lava
terlihat jelas, beberapa saat lava terlihat menyembur dari puncak kawah dan
kemudian menjadi garis-garis merah menyala lava yang perlahan turun dari puncak
kawah. Lava ini terlihat sangat jelas di gelapnya malam, lava terus menerus
keluar, kadang menyembur sambil bergemuruh dan kadang Batu Tara seperti
beristirahat sejenak sebelum kembali menyemburkan lava, sungguh pemandangan
yang sangat spektakuler, saya merasa seperti melihat pertunjukkan kembang api
namun dalam artian yang sangat berbeda.
The boat moved even closer and my
sight was full with amazing view. I could see the red glow from the lava
clearly, spurt from the summit crater, turn into flaming red stripes and then
slowly falling down. The lava looked so bright in the dark night; it kept
spurting and also rumbling. Sometimes Batu Tara seemed like having a break
before another eruption. That was really spectacular and I felt like looking at
a fireworks show but just in a different context.
Suara gemuruh dari lava dan batu-batu
vulkanik yang menggelindung turun terdengar jelas. Kemudian diikuti suara
batu-batu yang berjatuhan ke laut. Batu Tara memang langsung berbatasan dengan
laut, Ia berada di pulau Komba yang dikelilingi laut.
The rumble sound of lava and
volcanic rocks that rolling down was so loud, continued with the sound of some
rocks that falling to the sea. Batu Tara directly adjoined with the sea, it is
located in Komba Island that surrounded by the sea.
Mendengar gemuruh dan melihat semburan lava
yang spektakuler, ingin rasanya mendekat untuk melihat lebih jelas. Namun kami
harus menahan diri berada di posisi yang aman untuk mengamati aktivitas Batu
Tara.
Hearing
those rumble sound and looking at the spectacular lava eruption got me want to
come closer and see clearer. But we had to keep ourselves in the safe point,
staring at Batu Tara’s activity
Sebelumnya saya sudah beberapa kali melihat
gunung berapi, terutama di saat saya bekerja sebagai reporter. Namun Batu Tara
berbeda dengan gunung api lainnya. Batu Tara terus menerus mengeluarkan lava
tanpa henti. Hanya ada sangat sedikit gunung berapi dengan karakter seperti
ini, misalnya Gunung Kilauea di Hawaii, atau Gunung Etna di Italia namun nama
Batu Tara masih jarang terdengar, informasi mengenai gunung dengan lava aktif
di utara Lembata ini juga masih sangat sedikit.
When I worked as a reporter, I had
been going to some volcanoes. But I found out Batu Tara different; it was one
of the few volcanoes that still continually making eruption like Kilauea
Mountain in Hawaii or Etna Mountain in Italy. Unfortunately, Batu Tara is still
not familiar and any information about volcano with active lava in this northern part of
Lembata is also very limited.
Cannot see the lava clearly after sunrise so you better came during dark night |
Bonus of this trip: beautiful beautiful view during sunrise |
Keberadaan Batu Tara menambah satu lagi
daftar keunikan Indonesia di dunia, Batu Tara layak disandingkan dengan gunung
api-gunung api dunia yang populer karena keberadaan lava abadi. Another story
to appreciate more of living in Paradise, Indonesia :)
The existence of
Batu Tara becomes part of the list of Indonesian uniqueness in the world since
its eternal lava makes it worth to be compared with the world popular volcanoes.
Well, another story to appreciate more of living in Paradise, Indonesia :)
@marischkaprue – nothing last forever but her
love of traveling is an exception
Photos by Ferry Rusli
Photos by Ferry Rusli
NOTES
Where
Batu Tara berada di Pulau Komba, Nusa
Tenggara Timur
Untuk menuju Batu Tara gunakan speed boat
dengan waktu temput sekitar 2-3 jam (sesuai dengan kecepatan masing-masing
speed boat)
Batu Tara is
located in Komba Island, East Nusa Tenggara
It takes about
2-3 hours by using speed boat to reach Batu Tara (depend on the speed level)
Warning
Batu Tara adalah gunung berapi aktif yang
secara konstan mengeluarkan lava pijar, debu vulkanik, erupsi dan awan pekat
tebal. Jangan mengambil resiko tanpa perhitungan, ketahui jarak aman untuk
mengamati Batu Tara
Batu Tara is an
active volcano that constantly emitting lava, volcanic ash, eruption, and dense
cloud. Do not take risks and keep your distance safe in looking at Batu Tara
Cakep dan gw baru tau ttg tempat ini
BalasHapushanjir, kirain yang kayak gini cuma di hawaii doang :O di indonesia juga punya ternyata!
BalasHapusbeuuuuuh NTTdan NTB memang slealu ada kisah keren.. amazing kakak
BalasHapuskeren
BalasHapusseandainya aja ya bisa ngeliat dari deket... aku tuh sperti kepengen ngeliat lgs dr atas pergolakan kawahnya ;D... drdulu selalu penasaran melihat gunung api yg msh aktif..
BalasHapusKeren sekali ...
BalasHapusterima kasih ya atas informasinya ...
BalasHapus