Fukui mungkin belum akrab di
telinga kita saat memikirkan tentang destinasi di Jepang. Namun di sini kita
dapat menikmati landscape unik formasi bebatuan di sisi laut, sekaligus
mendengar cerita menarik mengapa banyak orang memilih tempat ini sebagai
destinasi terakhir mereka.
Kami tiba di Tojinbo sebelum
siang hari. Langit sedikit gloomy saat itu, namun justru cocok dengan
pemandangan formasi bebatuan yang tampak seperti lokasi scene film-film kolosal,
lengkap dengan burung gagak yang terbang berseliweran dan kadang hinggap di
bebatuan di ujung jurang.
Zoie at the edge of the cliff |
jump? sure NOT haha! |
Saya mengajak Zoie ke bagian
paling ujung di mana kita dapat melihat cerukan jurang. Awalnya Zoie cukup ragu
karena untuk berjalan ke ujung, kami harus melewati bebatuan yang tidak
beraturan. But we did! Di ujung jurang batu, saya dapat melihat air laut biru,
burung-burung gagak yang bertengger di ujung, dan sensasi ketinggian di sisi
jurang, it feels good tho’!
Puas menikmati view dari
ujung tebing, kami segera ke arah dermaga untuk naik kapal. Selain dari atas,
kita juga dapat menikmati pemandangan Tojinbo dari bawah dengan naik kapal.
Menarik melihat perbedaan suasana dan pemandangan dari atas, dan kemudian dari
bawah. Saya lebih suka sensasi menikmati Tojinbo dari atas, namun dari bawah
kami dapat memperhatikan pattern bebatuan, landscape di sekeliling Tojinbo, dan
cerita seru di baliknya!
Ada beberapa versi mengenai
asal nama Tojinbo, salah satunya menyebutkan bahwa nama Tojinbo berasal dari
nama seorang monk yang meninggal di lokasi ini dan kemudian arwahnya menghantui
tempat ini dan menimbulkan badai dan kekacauan. Versi lain menceritakan Tojinbo
yang begitu jahat dan membunuh banyak orang di tebing ini.
Kisah Tojinbo juga berpadu
dengan kenyataan bahwa tebing batu di Sakai, Fukui ini menjadi salah satu
lokasi “favorit” untuk bunuh diri. Setiap tahunnya sekitar 20 orang mengakhiri
hidup mereka dengan loncat dari tebing batu di Tojinbo sehingga berbagai kisah
mistik muncul menjadi cerita di Tojinbo. Sebagian percaya bahwa jika kita
mengambil foto di lokasi bunuh diri, maka kita “mungkin” akan mendapatkan foto
dengan “penampakan,” atau cerita lain yang meyakini bahwa jika kita datang ke
Tojinbo di malam hari, maka kita akan memiliki dorongan yang sangat tinggi
untuk lompat dari tebing.
Oh, well, saya tidak
mendapatkan satupun foto penampakan. Percaya atau tidak, yang pasti Tojinbo
punya pemandangan dan kisah menarik yang layak untuk jadi incaran saat
berkunjung ke Jepang.
Ready to stand in the rocky cliffs?
@marischkaprue – standing on the edge of the cliff (to take
pictures)
NOTES
TOJINBO
Anto, Mikuni-cho, Sakai
Fukui Prefecture
Japan
GETTING THERE
Dari Fukui Station, naik
Echizen Railway ke Mikuniminato Station (50 menit)
Dari Mikuniminato, naik bus
ke Tojinbo (5 menit)
ADMISSION FEE
Sightseeing boat
1300 Yen
***
Pernah dengar dari teman yang tinggal di Jepang, katanya saking tingginya angka bunuh diri di sana, sampai ada denda bagi keluarga yang ditinggal bunuh diri apabila mereka bunuh diri di tempat-tempat yang sudah dilarang. Karena bakal susah evakuasi dll, itu makan biaya kan. Mungkin Tonjibo ini termasuk salah satu lokasi yang diperbolehkan untuk bunuh diri kali ya? Kalau datang abis magrib mungkin baru dapat foto penampakannya kali, kak. :D
BalasHapusKeren padahal tempatnya.
Tempatnya bagus tapi aku serem, ga berani ke sana :D
BalasHapustempat yang indah sekali. terima kasih sudah menunjukkannya kepadaku
BalasHapuspastinya akan lebih menarik jika pergi ke tempat tersebut bersama anda.
BalasHapusternyata surga dunia ada disini.
BalasHapusgila keren banget. jadi pengen kesana
BalasHapus