Pages - Menu

27 Februari 2016

Unique Things While Flying South African Airways



Saya selalu senang mencoba berbagai maskapai yang berbeda dan merasakan keunikan setiap maskapai. Pada trip ke Afrika Selatan dan Zambia, kami menggunakan South African Airways untuk penerbangan dari Hong Kong menuju Johannesburg di South Africa, menuju Livingstone di Zambia dan arah sebaliknya saat pulang.


South African Airways Business Class (Hong Kong to Johannesburg)
South African Airways Economy Class (Hong Kong to Johannesburg)
Hal yang saya suka dari maskapai Afrika ini adalah jarak antar kursi yang luas, tentu saja karena warga Afrika dari segi tinggi dan besaran badan jauh lebih besar dari orang Asia, sehingga jarak normal antar kursi bagi mereka menjadi jarak yang cukup luas bagi kita di Asia.



Namun tidak hanya itu, saya memperhatikan beberapa hal menarik lainnya selama menggunakan maskapai ini

PILOT INTRODUCES (ALMOST) EVERY FLIGHT ATTENDANT

Saat bertolak Pilot atau co-Pilot biasanya memperkenalkan diri mereka, namun di South African Airways, Pilot juga menyebut nama-nama pramugari/a yang bertugas, memang tidak semuanya, tapi menarik mendengarkan Pilot menyebut A bertugas di bagian depan, B di bagian tengah dan seterusnya

THEY SPRAY BEFORE YOU GO

Entah apakah ini merupakan regulasi di wilayah Afrika, namun satu hal yang cukup unik adalah sebelum take off, pramugari akan membawa semprotan anti bakteri dan menyemprotkan ke bagian atas cabin, saat ini berlangsung, kami disarankan untuk menutup mata atau menunduk. Wangi semprotan anti bakteri ini seperti parfum ruangan jadi tidak mengganggu.

SAFETY VIDEO ARE VERY DETAIL

Safety video during flight from Johannesburg to Livingstone
Apa yang disebut, maka akan digambarkan dengan jelas di dalam video safety matters and instruction yang ada di setiap penerbangan dan diputar sebelum take off. Di penerbangan South African Airways, saya memperhatikan video ini lebih panjang dan sangat detail.

THEY DID MANDARIN SPEAKING ANNOUNCEMENT

Karena wilayah yang sangat jauh, saya tidak menyangka bahwa pengumuman juga dilakukan dalam bahasa mandarin (selain bahasa Inggris), mungkin memang turis Chinese jumlahnya sangat signifikan di destinasi Afrika sehingga di penerbangan Johannesburg – Zambia dan sebaliknya, kami selalu mendengar pengumuman juga dalam bahasa mandarin. 

MORE ABOUT SAA (South African Airways)

Penerbangan Hong Kong ke Johannesburg ditempuh dalam waktu 13 jam, namun rute ini biasanya lebih sepi sehingga saya dapat menempati 2 kursi untuk saya sendiri dan tidur rebahan selama perjalanan, it’s nice to have extra empty seat for long flight. Meanwhile rute sebaliknya (Johannesburg – Hong Kong) cukup padat, jadi selalu pastikan untuk booking kursi di ujung dekat jendela jika ingin tidur lebih nyaman, atau di aisle jika anda sering bulak-balik ke toilet.

The food is good!

Yes, no worries untuk rasa yang kurang cocok di lidah, makanan yang ditawarkan biasanya beef atau chicken dan terkadang dengan pilihan nasi, cocok untuk lidah orang Indonesia, jangan lupa membawa sambal untuk yang suka makanan pedas :)

Wine is free flow

Free flow wine during flight
Afrika Selatan merupakan salah satu negara penghasil wine berkualitas, harga wine di Afsel sangat murah (mulai dari Rp. 35.000,- per botol!), tentu saja di SAA the wine is free flow, cukup request ke pramugari/a

Inflight Entertainment

SAA merupakan maskapai full service sehingga tentu saja makanan dan inflight entertainment tersedia, mereka juga menyediakan selimut, pouch berisi penutup mata dan sikat gigi untuk selama di perjalanan.

From Indonesia?


Hong Kong Lounge
Hong Kong Lounge
South African Airways Premium Lounge in Johannesburg Airport (OR Tambo)
South African Airways Premium Lounge in Johannesburg Airport (OR Tambo)

They provide the tab at the premium lounge
Jika ingin menggunakan SAA untuk ke Johannesburg dan Zambia, anda bisa menggunakan maskapai yang tergabung dalam Star Alliance sehingga bagasi bisa langsung diambil di negara akhir tujuan (tidak perlu ambil di Hong Kong terlebih dahulu), salah satu pilihannya: Cathay Pacific, namun jangan lupa untuk “ngotot” meminta check in through baggage sehingga saat transit anda tidak perlu buang waktu mengambil bagasi dan drop lagi di counter SAA. Boarding pass juga dapat didapat langsung menuju negara tujuan, misal Jakarta – Johannesburg, maka kita akan langsung mendapat 2 boarding pass: Jakarta – Hong Kong dan Hong Kong – Johannesburg yang langsung dicetak di counter check in Cathay Pacific.

South African Airways check in counter in Johannesburg Airport (OR Tambo)
Going to Zambia, yeay!
Departure gate for flight to Zambia at OR Tambo Airport

Remember to plan well before you travel! Have a safe flight folks!

@marischkaprue – in a circle of flying and landing

DESTINATIONS/ACTIVITIES IN AFRICA?
See here:
ZAMBIA: Walk with cheetah, The Royal Livingstone Hotel Zambia

26 Februari 2016

The Royal Livingstone Hotel: Where Zebra are Your Neighbors



Kami tiba di siang hari pada saat cuaca sangat cerah. Bangunan hotel yang berada persis di sisi Sungai Zambezi, Zambia ini terasa sangat klasik, dengan gaya kolonial Inggris.



Namun kami langsung terhenyak saat melihat beberapa binatang dengan corak garis-garis di depan area kolam renang yang dikelilingi rerumputan hijau. “Zebra!,” Aya yang masuk area hotel bersama saya langsung berteriak seru dan kamipun langsung bergegas mendekat.


“OMG OMG! They’re litteraly around us!,” kami tidak dapat menyembunyikan rasa excited yang luar biasa melihat pemandangan yang sungguh tidak biasa ini. Kolam renang yang biru dengan latar belakang Sungai Zambesi, dan beberapa zebra sedang asik menguyah rumput di depan kolam renang! Amazing!

Saya langsung mendekat untuk mengambil foto, namun petugas yang berjaga meminta saya untuk tetap menjaga jarak. Ternyata zebra-zebra yang mampir di halaman rerumputan hotel ini bukan peliharaan, namun memang binatang liar yang sering “mampir” untuk merumput sehingga sudah sangat terbiasa dengan keberadaan manusia.







The Royal Livingstone hotel menawarkan pengalaman yang tidak terbayangkan. Kenyamanan hotel berbintang di tengah alam liar. Kami dapat menikmati kamar dengan ruangan bersuhu sesuai keinginan kami dengan adanya air conditioner, menikmati berendam air hangat di bathtub, namun di saat yang sama kami dapat melihat kera-kera kecil berlompatan di pohon-pohon di sekitar teras kamar. Pada pagi hari saya pun sering melihat antelop-antelop berkumpul di halaman dekat unit kamar, really feels amazing!





Normal foods, no worries :)

OMG moment, we met Melman!
Makan siang sambil melihat zebra ataupun di sisi Sungai Zambesi, atau sore hari dimana sinar senja yang keemasan menerpa rerumputan dan zebra yang terus rajin merumput sangat menenangkan. One more bonus adalah saat kami menyusuri jalanan menuju lobby hotel dan tiba-tiba kami melihat jerapah persis di sisi jalanan! Another OMG moment! Jerapah inipun tampak tenang dan baru pergi perlahan setelah kami puas berfoto :)




This hotel is totally unforgettable, it’s not only a place to stay in Zambia, but an experience you will never forget J

@marischkaprue – feels like a royal when she enter this lavish animal kingdom-slash-hotel area

PS: See the zebra frenzy video here:


WHERE
The Royal Livingstone Hotel
Mosi-oa-Tunya Road, Livingstone 20100, Zambia

GETTING THERE
Zambia dapat ditempuh dalam waktu 3 jam perjalanan naik pesawat dari Johannesburg, Afrika Selatan
Maskapai South African Airways melayani rute Johannesburg (South Africa) - Livingstone (Zambia)
FROM INDONESIA:
Jakarta - Hong Kong by Cathay Airlines, Hong Kong - Johannesburg by South African Airways, Johannesburg - Livingstone by South African Airways
(Bagasi dapat langsung menuju destinasi terakhir, jangan lupa untuk request check in through baggage sehingga Anda tidak perlu mengambil bagasi di Hong Kong dan drop baggage lagi), Cathay dan South African Airlines terkoneksi dalam Star Alliance 

PRICE
Start from 525 USD per night (special rate), please check again for the latest room rate

BOOKING
Booking dapat dilakukan melalui Royal African Discoveries di email info@royalafrica.co.za

IMPORTANT NOTICE
Warga Negara Indonesia wajib mendaftar visa secara online sebelum masuk ke wilayah Zambia, pendaftaran online dapat dilakukan melalui website resmi Republik Zambia ini. Jika sudah diproses untuk approval, kita hanya perlu print e-visa dan menunjukkan di imigrasi Zambia, serta membayar 50 USD untuk single entry visa.

Untuk bantuan visa dapat melalui info@royalafrica.co.za karena terkadang respon dari website cukup lama.

25 Februari 2016

ZAMBIA MUST DO: Walk With Cheetah



Her name is Susan
She’s 4 years and 5 months old
Susan is slim, elegant and she’s happen to be the fastest land animal on the planet



Saya memperhatikan dengan semangat saat dua cheetah ditemani dua ranger mendekat ke arah kami. Susan dan Lilian, nama dua cheetah yang akan menemani kami sore itu. Lilian berusia 4 tahun, namun badannya lebih besar dari Susan, namun sejak awal datang, I just fall in love with Susan, I don’t know why, dan karena itu pula sejak awal saya sudah memilih Susan.



Cheetah adalah “kucing besar” yang mendiami wilayah Afrika dan sebagian Iran. Binatang ini terkenal dengan reputasi sebagai binatang darat tercepat yang memiliki kecepatan hingga 120 kilometer per jam saat berlari. Badan cheetah sangat aerodinamis, sehingga mereka tampak jauh lebih kurus dibandingkan famili kucing besar lainnya.

Here you can pat them, also they don’t mind if we hold their tails,” ujar Haggai, ranger yang menemani kami.


Pelan-pelan saya mendekati Susan, saya memutar dan mendekati cheetah ini dari belakang. Saat mendekati cheetah, kami diharuskan mendekat dari arah belakang, langsung mendekat ke depan mereka akan membuat cheetah merasa terintimidasi. Kami mengikuti instruksi ranger dengan seksama, sadar bahwa bagaimanapun Susan dan Lilian adalah salah satu top predator Afrika membuat kami tetap berhati-hati.



Saya mendekat dan memegang kepala Susan dari belakang, mengelus bulu cheetah yang ternyata lebih kasar dari yang saya bayangkan. But however, she’s so cute!



Their long tail is like a steering wheel, to keep their balance when running, they’re also lift their tail to sense wind and movement,” ujar Haggai saat saya bertanya kenapa buntut Susan dan Lilian terkadang bergerak naik saat mereka sedang duduk (dan Susan berbaring manja).


Kepribadian cheetah bagaikan gabungan antara anjing dan kucing, mereka senang saat kita mengelusnya terutama di bagian bawah dagu, namun tidak keberatan juga saat kita memegang buntutnya. Karena tahu bahwa kucing (domesticated) tidak suka dipegang buntutnya, saya awalnya ragu memegang buntut Susan, namun ternyata cheetah benar-benar cuek (then I brush my cheek with Susan’s furry tail) hihi


Usai puas memanjakan Susan (dia berkali-kali “tertidur” di tangan saya), kami berjalan kaki bersama Susan dan Lilian melewati semak-semak dan jalan setapak di daerah Mosi-oa-Tunya, Livingstone, Zambia.


Susan dan Lilian berjalan sangat cepat, tentu saja, mereka adalah bintang darat tercepat sehingga kami harus mengimbangi jalan mereka. 


It’s really fun walking with cheetah. Susan terkadang berhenti untuk mengendus meski penciumannya buruk, masuk ke semak-semak di saat Lilian berjalan di jalur berjalan kaki sehingga saya terkadang kerepotan mengikuti Susan, but it was fun, she’s a bit naughty sometimes, she wants to walk her own way sehingga saya mesti menarik Susan sedikit, mengajaknya ke arah berjalan yang seharusnya.

She’s playing fun, if she don’t want you to walk her, she’ll be running and we won’t be able to catch up,” ujar Haggai.


Tanpa terasa waktu bersama Susan dan Lilian sudah berakhir dan dua cheetah ini dengan semangat menunggu di depan pagar kandang besar mereka. Mukuni Big 5 adalah operator aktivitas yang populer di Zambia ini, mereka memiliki izin konservasi serta memelihara 9 cheetah yang terbiasa dengan keberadaan manusia di dekatnya sehingga memungkinkan untuk turis berinteraksi dengan predator di Afrika ini.

Please don't go home yet, guys :(
Bagaikan anjing rumah, Susan dan Lilian duduk manis menunggu kandang mereka dibuka, seakan sudah tahu “time’s up.”

Tidak rela rasanya berpisah dengan dua cheetah lucu ini, terutama Susan yang nakal namun manja. Interacting with cheetah is definitely one of the best experience in Zambia!

Bye Susan, see you again one day! *crossing fingers for this

@marischkaprue – sometimes she’s fast, sometimes she took a while

NOTES

WHERE
Mukuni Big 5
P.O. Box FP 66 Office; Plot 133, Mosi-oa-Tunya Rd. Site; 9012, Mukuni Rd Livingstone, Southern 10101 Zambia

GETTING THERE
Zambia dapat ditempuh dalam waktu 3 jam perjalanan naik pesawat dari Johannesburg, Afrika Selatan
Maskapai South African Airways melayani rute Johannesburg (South Africa) - Livingstone (Zambia)


FROM INDONESIA:
Jakarta - Hong Kong by Cathay Airlines, Hong Kong - Johannesburg by South African Airways, Johannesburg - Livingstone by South African Airways
(Bagasi dapat langsung menuju destinasi terakhir, jangan lupa untuk request check in through baggage sehingga Anda tidak perlu mengambil bagasi di Hong Kong dan drop baggage lagi), Cathay dan South African Airlines terkoneksi dalam Star Alliance 

IMPORTANT NOTICE
Warga Negara Indonesia wajib mendaftar visa secara online sebelum masuk ke wilayah Zambia, pendaftaran online dapat dilakukan melalui website resmi Republik Zambia ini. Jika sudah diproses untuk approval, kita hanya perlu print e-visa dan menunjukkan di imigrasi Zambia, serta membayar 50 USD untuk single entry visa.

Untuk bantuan visa dapat melalui info@royalafrica.co.za karena terkadang respon dari website cukup lama.

PRICE
120 USD untuk sesi 30 menit bersama cheetah dengan special supervision from the ranger.
Ps: you can give extra 5-10 USD tip for the ranger, they’re really helpful and nice

BOOKING
Booking dapat dilakukan melalui Royal African Discoveries di email info@royalafrica.co.za
Booking harus dilakukan minimal 1 hari sebelumnya untuk cek availability

THINGS TO DO IN ZAMBIA:

Cruising Zambezi
Helicopter Ride
Went seeing Susan and Lilian with them :)