Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

1 April 2018

, , , , ,

PADAR NOW AND THEN

Share


Do you notice how things are changing fast nowadays? Ketika kita datang ke tempat yang sama, satu hal yang kita sadari pertama kali adalah betapa beberapa hal berubah, could be better, or could be worse and it would depend on your perspective.


Padar, pulau yang jadi icon Taman Nasional Komodo. Sebutlah nama teman kalian yang traveling ke Komodo namun tidak berfoto di area "puncak" Padar, akan sulit menemukannya karena Padar selalu ada dalam list itinerary trip ke Komodo dan jujur saja, hingga kini Padar memang tetap jadi spot (darat) paling fotogenic di Komodo.

the stairs

Padar sekarang tidak pernah sepi :)
Lalu apa yang berubah dari Padar? Tentunya kini Padar makin ramai. Saya ingat di tahun 2013-2014 sangat sedikit kapal yang bersandar di perairan Pulau Padar. Jika anda mendaki Pulau Padar saat itu, anda tidak akan berpapasan dengan siapapun, hanya group kita yang ada saat itu, mesti kadang ada group lain tapi sangat jarang bersinggungan di saat yang sama.



Padar dahulu punya kesulitan tersendiri. Sebenarnya Padar tidak terlalu tinggi dan terjal (bagi saya Gili Lawa lebih terjal dibanding Padar), trekking ke puncak Padar merupakan jalur yang cenderung lebih mudah, namun dengan kesulitan di awal dan akhir karena area naik pertama merupakan area pasir yang licin dan seringkali membuat orang jatuh pada saat turun. Area kerikil dan pasir ini juga mendominasi area trekking ke arah batu pertama (if you've been to Padar, you know which one).


Padar kini sudah punya tangga kayu di bagian awal trekking, ini menggantikan pasir dan kerikil licin yang sering membuat orang-orang jatuh. Tangga kayu ini dibuat simple, jadi tidak mengganggu pemandangan dan menurut saya memang membantu banyak orang yang kesulitan naik dan turun di area ini.

Berikutnya, di Padar juga dibangun tangga. Pada saat awal saya melihat tangga dibangun (saat itu baru berupa semenan), rasanya sangat sedih melihat kontur alami berubah dengan garis-garis semenan tangga. Beberapa bulan kemudian saya datang lagi ke Padar dan tangga ini sebagian besar sudah selesai, dengan batu-batu yang ditanam di tangga semen sehingga lebih menyatu dengan sekeliling. Sedih? well, sedikit, namun bagaimanapun tangga ini memang membuat trekking ke atas jauh lebih mudah, terutama di area atas yang biasanya kita mesti memanjat batu.

Can you see the platform?
Di bagian (hampir) paling atas kini sudah ada platform besar (??), ini yang saya cukup sedih (lagi), buat apakah platform besar ini? untuk group foto bersama? platform ini persis di depan batu dengan pemandangan Padar yang spektakuler. Menurut saya tangga saja sudah cukup, namun semua orang dapat punya pandangan yang berbeda kan.


Komodo dan Padar selalu punya tempat spesial di hati saya, it's always a place where I never get bored of coming and coming again. Saya tidak benci perubahan, hidup saya diisi dengan perubahan dan perubahan jugalah yang membawa saya menjalani hidup seperti saat ini. But sometimes, the nostalgic feeling just came in and bring me to the feeling years back, when it was a place to chill and enjoy the serene moment, feeling the sunset with nobody else but us.

What about you?

@marischkaprue - her life is constantly changing

1 comments:

NiaNastiti mengatakan...

Ternyata Padar yang sekarang udah ada beberapa perubahan sejak pertama kali dikenal ya. Semoga tetep terjaga keasliannya meski nanti ada tambahan ini itu :)