Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

30 September 2012

, , , , , , , , , ,

Spa frenzy




Salah satu hal yang saya nikmati dari resorts adalah spa. Bukan hanya pijatan dan berbagai perawatan dari terapis, namun suasana di lokasi spa yang selalu ditata sedemikian rupa, sehingga memasuki lokasi spa pun sudah memberi perasaan tenang dan menyenangkan.

Spa selalu memberi kombinasi kenikmatan sentuhan, visual ketenangan dan aroma yang membuat badan menuju fase rileks. 


Mandara Spa Nikko Bali
Foot massage spot at Mandara Spa

Harga spa di resorts memang cukup membuat mayoritas dari kita mengangkat alis. Rate spa di resorts rata rata dari sekitar USD50 hingga lebih dari USD200 atau bisa mencapai jutaan rupiah. Saran saya, lebih baik ambil paket, jangan satu per satu treatment karena jauh lebih mahal. Misalnya, ambil paket spa sampler yang sudah termasuk aromatherapy floral footbath, massage, facial dan foot massage jadi beberapa perawatan sudah bisa didapat dengan budget sekitar USD100.

Mandara Spa Nikko Bali
Berbagai pilihan aromatherapy

Buat yang punya pasangan, ritual spa bersama pasti lebih menyenangkan, sama sama dipijat di tempat yang bikin rileks, lanjut aromatherapy flower bath bareng. Bisa sambil ngobrol saat dipijat, namun saya biasanya tertidur di sesi massage.

Terapis biasanya bertanya apakah pijatannya sudah pas dalam artian tekanan karena setiap orang berbeda selera, ada yang senang tekanan pijat yang keras, ada juga yang lebih senang pijatan lembut karena badan terasa sakit kalau dipijat terlalu keras, jadi jangan sungkan untuk minta pijatan sesuai selera, bayangkan anda sudah bayar terus kurang menikmati sesi massage kan sayang sekali :)

Mandara Spa Nikko Bali


Nah, satu kebiasaan saya kalau spa pasti foto foto lokasi dan detail interior sampai perkakas spa, so enjoy this picture and maybe you wanna get a spa treatments too :)

Anyway foto ini semuanya diambil di Mandara Spa, Nikko, Bali Resort. Thanks for letting me taking pictures dan cukup lama mba nya nunggu saya beres foto foto baru bisa mulai treatments hihi..

Mandara Spa Nikko Bali


Mandara Spa Nikko Bali
aromatherapy oil


Mandara Spa Nikko Bali
Room for couple spa


Mandara Spa Nikko Bali


Mandara Spa Nikko Bali
Bathtub for aromatherapy flower bath


Mandara Spa Nikko Bali


Mandara Spa Nikko Bali


Mandara Spa Nikko Bali



Mandara Spa Nikko Bali
Flower bath


@marischkaprue - 70% sleeping during spa treatments.


Location: Mandara Spa, Nikko Bali Resort and Spa
Spa infos: indonesia@mandaraspa.com or www.mandaraspa.com




26 September 2012

, , , , , , , ,

Mencari Mola Mola di Nusa Penida

Mola Mola berukuran sekitar dua meter.


Mola Mola, nama ini mungkin terdengar aneh atau lucu. Mola mola memang unik, binatang laut ini juga disebut Ocean Sunfish karena bentuknya yang membulat pipih, sekilas seperti matahari namun dengan sirip di bagian atas dan bawah yang disebut calvus.

Pertemuan saya dengan mola mola adalah cerita yang tidak saya duga. Sejak awal, dive guide saya dari BIDP Bali Diving sudah menceritakan pengalaman banyak penyelam yang mencari mola mola di Nusa Penida berhari hari namun tidak menemukan karena sifat ikan laut ini yang tidak dapat diprediksi, meski di rentang waktu Juni sampai bulan Oktober setiap tahunnya, mola mola biasa ditemui di area Crystal Bay.

Bagi masyarakat lokal dan penyelam, bertemu mola mola dianggap pertanda keberuntungan, tentu saja karena untuk melihat makhluk laut yang satu ini, anda perlu keberuntungan.

Kami menambatkan jangkar di area Crystal Bay, Nusa Penida, Bali. Di area inilah mola mola sering ditemukan penyelam, dari kedalaman 60 meter ke bawah, hingga kurang dari 10 meter. Saya yang tidak pernah menang undian ataupun kuis berhadiah ini tidak berharap banyak, menemukan mola mola hanya saya anggap nilai bonus dalam penyelaman di Crystal Bay.

Saat turun, saya langsung kedinginan. Area Crystal Bay di pertengahan hingga penghujung tahun memang dingin. Wetsuit 3mm yang saya pakai tidak mampu menahan dinginnya air laut namun saya yang ditemani dive guide langsung turun ke kedalaman.

Di dalam air saya semakin merasa dingin, tangan saya merangkul erat lengan saya sendiri, kedinginan di bawah air. Saat itu suhu semakin turun hingga 18 derajat celcius, kurang lebih seperti berendam di air kulkas.

Dive guide saya yang terlihat kedinginan memberi sinyal tangan menanyakan kondisi saya. Dengan jempol dan telunjuk membentuk lingkaran saya menandakan saya baik baik saja dan mau meneruskan penyelaman. Selang 30 menit penyelaman kami terus mencari, masuk ke area wall yang arusnya cukup kencang.

Saya hanya asik melihat koral dan berbagai makhluk laut saat tiba tiba dive guide saya menunjuk titik di kedalaman dimana samar samar saya melihat bentuk pipih lingkaran. Mola mola! Saya kaget sekaligus senang. Setelah memberi kode untuk menyelam lebih dalam kami turun perlahan, hingga cukup dekat dengan mola mola tersebut.

Bentuk badan mola mola bulat dan pipih dengan sirip unik.


Betapa senangnya saya melihat ternyata ada tiga lagi mola mola yang diam berjajar di kanan dari mola mola yang pertama saya lihat. Dengan kamera Go Pro saya langsung mengambil gambar penuh antusias. Mola mola ini berukuran besar, rentang panjangnya sekitar dua meter. Bahkan, mola mola dewasa dapat memiliki bobot hingga 1000 kilogram.

Mola mola yang pertama kemudian bergerak perlahan dengan anggun. Ikan laut yang satu ini tidak memiliki sirip samping dan ekor layaknya ikan lain sehingga mereka tidak dapat bergerak dengan gesit, namun gerakan mola mola dan bentuknya lah yang mempesona penyelam.

Saya masih asik mengambil gambar dan juga video saat tiba tiba dive guide saya memberi kode untuk naik ke atas. Saya yang belum puas mencoba meminta waktu tambahan, namun selang semenit dive guide saya memaksa untuk naik.

Akhirnya saya yang belum puas harus rela meninggalkan empat mola mola yang masih diam di posisi dengan tenang. Saya dan dive guide saya naik perlahan sambil terus diterpa arus. Kami memposisikan badan dekat dengan wall dan koral sambil menjaga jarak agar tidak merusak koral.

Untuk naik perlu usaha ekstra, saat arus menerpa kami menahan posisi agar tidak terhempas, dan melaju saat jeda antar arus. Hal ini terus kami lakukan hingga ke area yang lebih dangkal.



Saat saya mulai melihat koral yang lebih beragam warnanya, suhu air mulai hangat. Tidak lama kami tiba di area berpasir, melakukan posisi diam di kedalaman tiga meter untuk menetralisir nitrogen dalam darah, dan baru kemudian kembali ke permukaan.

Di atas dive guide saya langsung memberitahu saya bahwa mola mola tadi ada di kedalaman 51 meter! Ini memecahkan rekor kedalaman penyelaman saya sebelumnya yaitu sekitar 44 meter di Morotai. Rupanya tadi saya terlalu antusias dengan mola mola dan tidak mengecek kedalaman, di tingkat kedalaman 51 meter kami tidak bisa berlama lama dan bahkan sudah terkena dekompresi sehingga harus langsung bergerak naik.

Penyelaman kali ini bukan hanya memecahkan rekor saya sendiri, bukan hanya bertemu mola mola si makhluk laut yang penuh pesona. Saya kembali diingatkan untuk sadar satu aturan dasar penyelaman yaitu faktor keselamatan. Ah, tapi semua kesulitan dalam penyelaman selalu terbayar dengan hasilnya.

Usai penyelaman di Crystal Bay, di depan Batu Bolong.

Bertemu makhluk laut dengan bentuk yang unik dan ukuran yang luar biasa besar ini sangat mempesona. Setiap menyelam saya selalu tersadar kembali betapa kecilnya kita sebagai manusia,  betapa luar biasanya alam ini, dan betapa beruntungnya kita tinggal di Indonesia.

@marischkaprue - Underwater experience is her self indulgence



Thanks to BIDP Bali Diving for this amazing trip!

If you wanna dive in Nusa Penida, you can contact BIDP Bali Diving bookings:
(62-361) 270759, 285065 or info@bidp-balidiving.com
http://www.bidp-balidiving.com

16 September 2012

, , , , , ,

Rinjani, album of love

Tetiba saya rindu dengan Rinjani. Keindahan, pesona dan suasana mistis yang tidak ada habisnya, menjejaki Rinjani dan alam sekitarnya adalah pengalaman yang akan saya ingat selalu. Rindu ini akan selalu datang, dan mungkin baru tahun depan saya bisa datang mengunjungi gunung terindah ini.

Jatuh cinta pada Rinjani bukan rasa yang timbul sejak pertama melihat. Dari jauh tampak seperti gunung lain, namun perjalanan menapakinya is simply breath taking

Jangan tanya kenapa saya begitu jatuh cinta, lihatlah saksi dalam bentuk bytes yang terukir dalam frame ini..

Rinjani dilihat dari Sembalun Lawang, Not falling in love, yet
Perjalanan dari Sembalun Lawang menuju Pos 1 melewati savana.
Semakin mendekati Plawangan 2 (Plawangan Sembalun), sudah berada di atas awan :)

Senja di Plawangan 2
Tiba di Plawangan 2 jauh lebih lama dari jadwal tapi justru dapat best sunset time.
Day 2 mendaki sejak subuh.
Stunning view during summit attack.
Rinjani Mountain
Puncak masih jauh sekali dari sini :)
Rinjani Mountain
Selama mendaki di kanan view Danau Segara Anak.
On top of Rinjani Mountain
Puncak, after 7 hours of trekking.
On top of Rinjani Mountain
3726 meter di atas permukaan laut, awesome!

Stunning mystical view around Rinjani
Pintu awan yang terlihat saat turun dari Plawangan 2 menuju Danau Segara Anak.
Mystical land, di sisi Danau Segara Anak.
View di Plawangan 1 (Plawangan Senaru), 2641 meter di atas permukaan laut. Daratan ditutupi awan.
Dari Plawangan 1 menuju Mondokan lolak.
Almost sunset, this view made us stop, stunned by the greatness of nature.
My promise to myself, since I fell in love, I wanna do it again and again.. next trip will be as breath taking and remind me how small I am, hot great is He and how blessed we are to have this..

@marischkaprue - silly lucky traveler


RELATED STORIES:


12 September 2012

, ,

An Absurd Journo


This is my first writings for Divemag Indonesia magazine. More than a year after I wrote this, and I am so grateful because this makes me write a lot after that.. :)

So here it is, might weird, well I am a newbie (until now) writer after all.


Okay, tulisan ini dimulai dengan kejut kejut dan cenat cenut akibat baru menyadari tanggal deadline dari @r_djangkaru, maklum, saya bukanlah penulis professional, mungkin lebih layak disebut penulis ugal ugalan. Terbiasa di dunia 140 karakter namun masih abu abu di karya tulis panjang, saat menulis panjang itu adalah naskah yang serius.

Ah, cukuplah curhat colongan sebelum anda membalik halaman ini. Pertama kita perkenalan dulu, diluar nama saya yang dipandang tidak biasa, karena ada huruf konsonan yang berturut turut menempel beriringan, saya hanyalah seseorang yang kurang lebih seperti anda, dua mata yang melirik saat ada brondong manis melenggang (ini khusus para wanita “matang”), atau dahi dan hidung yang tiba tiba berkerut saat ada oknum tak terpuji kentut sembarangan. 

Tapi meskipun struktur tubuh kita semua kurang lebih sama—ini bicara anatomi ya bukan kadar lemak—semua manusia berbeda, ini sudah didefinisikan dari DNA kita yang unik, tidak ada yang sama. Tapi, pertanyaannya kemudian, apakah berbeda itu berarti tidak biasa? Dan apakah kita mau atau bahkan punya keberanian menjadi tidak biasa?

Perbedaan yang signifikan dengan lingkungan, out of the box, memang konsekuensinya ada hal hal yang tidak nyaman, kita terlihat jelas dan dengan mudah jadi sasaran tembak kritik, cacian atau bahkan makian. Saat saya mulai bermain di dunia kata 140 karakter, dengan gaya yang dianggap nyeleneh, tidak jarang yang mempertanyakan, mencibir atau memaki. Profesi saya sebagai jurnalis dipandang sebagai batas baku untuk membentuk pola kicauan saya di twitter, tapi kenyataan tidak begitu, kita boleh memiliki identitas di pekerjaan, di lingkungan organisasi, tapi ada hal hal lain yang membentuk pola pikir kita, memang sebagian hanya dianggap sedikit berbeda, sebagian dipandang tidak biasa atau aneh.

Ah, tapi bukankan menjadi tidak biasa itu menyenangkan? Bayangkan dunia yang penuh dengan orang orang dengan polah yang serupa, tidak akan Lady Gaga, tidak akan ada public enemy buat digosipin, pokoknya bakal lebih membosankan dibanding dengerin rapat tahunan rencana kerja kementrian tertentu deh..

Jadi intinya, perbedaan, hal hal yang tidak biasa itu menyenangkan, kalau kita mau melihat dari sisi positif. Bayangkan pelangi yang cuma 1 warna, lagu balonku yang cuma 1 warna (coba nyanyiin, ga bisa kan), dan masih banyak lagi contohnya, ratusan? Lebih! *apasih*. Dan kalau anda cukup berani, cobalah keluar dari kotak definitif kenyamanan anda sekarang, lakukan hal hal baru yang diluar kotak berpikir anda selama ini, setidaknya anda akan punya cerita baru untuk dibagi dengan teman saat weekend. Life is full of colors, we ain’t dog which sees only black and white, so enjoy and pick your color! Ciao!!

Marischka Prudence, An absurd journo

As published on Divemag Indonesia Vol 2 No 013, March 2011

9 September 2012

, , , , ,

Rules of sharing room during your travel



Okay, mungkin semua pernah merasakan ini. Anda pergi ke suatu tempat dan harus berbagi kamar dengan seseorang, yang mungkin bukan sahabat anda. Meski misalnya hanya beberapa hari atau bahkan sehari, ada beberapa aturan tidak resmi dan etika dalam berbagi kamar.

Ini saya tulis berdasarkan pengalaman saya dan teman teman, you're welcome to add more based on your experiences. Tujuannya sederhana, traveling lebih menyenangkan saat anda menemukan teman baru, dan tentunya hal hal kecil dapat jadi sumber kekesalan. Jadi, check this out..

Memilih ranjang
Usahakan untuk bertanya lebih dahulu, meski kadang anda ingin ranjang di dekat jendela atau apapun, atau saat anda sudah ambil posisi setidaknya bilang "saya disini ya," alasannya simple, supaya terkesan sambil minta izin dan itu sopan, menghilangkan kesan egois langsung ambil tempat seenaknya.

Jangan terlalu berantakan
Saya termasuk tipe yang berantakan, kalau di kamar sendirian pasti barang2 dari travel bag saya keluarkan, dan ada dimana mana, di atas meja, di lemari, dan satu hal lagi, alat alat mandi saya luar biasa banyak, begitu pula dengan make up. Ingat satu hal, anda berbagi tempat, jadi saat menyimpan barang selalu sisihkan tempat untuk partner menginap anda. Misalnya saat di depan kaca toilet, letakkan perkakas anda di satu sisi dan berikan ruang di sisi lain untuk teman anda. Kalau bertiga di satu kamar? Letakkan hanya sebagian saja di kamar mandi, sisanya kan bisa dimasukkan dalam satu tas kecil dan dibawa ke kamar mandi saat dibutuhkan.

Hal yang sama berlaku untuk menyimpan koper. Untuk saya, berantakan tidak apa apa asalkan di "area" anda. Misalnya, anda tidak terbiasa melipat baju rapih2, dan lebih sering menumpuk begitu saja. Selama itu ditumpuk di koper anda yang terbuka dan tidak berceceran tidak masalah kok.



Toiletries
Hotel selalu menyediakan perkakas mandi dasar: sikat gigi, sabun, shampoo dan sebagian dari kita mungkin senang mengkoleksi perkakas kecil yang lucu ini. Namun, bukan berarti anda bisa mengambil dan memasukkan ke dalam koper anda sejak hari pertama. Ingatlah bahwa ada beberapa orang (termasuk saya) yang malas repot bawa toiletries pribadi dan lebih senang menggunakan yang disediakan hotel. Saya pernah mau mandi, udah masuk nyalain shower dan kemudian sadar shampoo dan sabun sudah lenyap dari kamar mandi di hari pertama, hmmm.
Bukan berarti tidak boleh mengkoleksi, tapi ambil perkakas itu di hari terakhir, dan jangan lupa sambil bilang supaya terkesan izin juga dengan teman satu kamar kita, its simply being polite.

Kunci
Kadang persoalan kunci jadi urusan yang cukup bikin ribet. Satu kunci untuk berdua bisa menyebabkan kesulitan kecil yang mengesalkan. Misalnya teman anda yang pegang kunci dan ia duluan ke kamar. Anda kemudian menyusul dan saat mengetuk pintu ia tidak mendengar karena sedang mandi, selanjutnya anda menunggu 15 menit lebih di depan pintu. Ah, mengesalkan.
Solusinya, untuk hotel yang sudah pakai kartu mudah saja, minta access card tambahan, pasti diberi kok. Nah, kalau yang pake sistem kunci dan hanya ada satu? titip saja di lobby hotel. Kalau anda sudah masuk duluan dan mesti mandi? Beritahu dulu teman anda supaya ia tidak menunggu depan kamar, at least kalau ia tahu anda akan mandi, ia akan datang duluan sebelum anda mandi, atau nongkrong di lobby atau tempat lain yang lebih nyaman.


Kamar mandi
Untuk perempuan kamar mandi jadi hal yang sangat penting saat traveling. Kadang ada orang orang tertentu yang mandinya lama banget bisa hampir satu jam. Ini tentunya mengesalkan yang menunggu berikutnya. Bayangkan anda merencanakan keluar pukul 9 dan anda biasa bersiap dalam 1 jam, kalau dua duanya bangun jam 8 berarti satu jam waktu kamar mandi itu harus dibagi dua.
Kalau anda terbiasa siap siap lama, bangunlah lebih awal, pakai kamar mandi sebelum yang lain memakainya, lebih enak juga kan kalau mandi tidak diburu buru.
Nah kalau saat pulang beda lagi urusannya, biasanya kita sudah lelah berkeliling dan ingin cepat cepat mandi, ini sama juga, minta izin saja dulu, atau tanya "mau mandi duluan ngga?" banyak juga kok yang lebih suka bersantai dulu saat tiba di hotel, dan ini bisa anda manfaatkan untuk mandi duluan.
Kalau teman anda sesama terbiasa langsung mandi? Ganti gantian saja, hari ini anda duluan, besoknya dia duluan, sistem berbagi ini membuat kita lebih peka terhadap kebutuhan pribadi orang lain, asal jangan mandinya kelamaan ya, kalau anda ingin berendam di bathtub maka biarkan teman anda mandi terlebih dahulu.

Money
Traveling dengan teman tentunya membantu mengurangi budget, termasuk soal kamar. Nah kebiasaan berbagi bayar ini macam macam, idealnya sih dibagi sama rata, tapi ada juga yang caranya anda bayar kamar, teman anda bayar tiket pesawat, intinya membagi tagihan, bukan nominal dibagi dua. Kalau caranya seperti ini tetap perlakukan seakan akan tagihan dibagi dua, intinya supaya tidak egois berpikir "kan saya yang bayar kamar" lah ini bisa bikin perilaku yang mengesalkan pastinya karena ego sudah bermain.

Berbagi kamar tampak mudah, tapi rawan kekesalan karena kita berbagi ruangan yang sangat private. Try to put yourself on somebody else's shoes. Kalau anda tidak mau diperlakukan begitu, ya jangan memperlakukan orang lain dengan cara yang sama. Traveling is fun but the world is not only belong to you, remember that and go explore!

***

photo location (1) and (2) Queen Villa Gili Trawangan
                             (3) towel on Grand Mirage, Nusa Dua, Bali  

RELATED STORIES: