Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

31 Januari 2019

, , , , , , , ,

Aek Nauli Elephant Conservation Camp: Run For The Elephant



"Wah gajahnya lucu banget tadi nyambut kita, kupingnya gerak-gerak," ujar teman saya usai safari dengan jeep di Afrika Selatan. Saya yang ada di jeep yang berbeda langsung senyum-senyum sendiri karena saat gajah yang ia maksud mendekati jeep yang ia tumpangi, ranger di jeep saya justru berkata bahwa gajah itu justru memberi peringatan saat melakukan gerakan yang disebut "lucu" oleh teman saya.

Itu kejadian tiga tahun lalu..
                  
Gajah selama ini memang punya image baik, lucu, meskipun badannya sangat besar, baik gajah Afrika maupun Gajah Asia. Mungkin karena image karakter Dumbo? lalu siapa pula yang mulai cerita bahwa gajah takut tikus? ini selalu ada di komik-komik.


Kali ini saya berhadapan dengan gajah Asia, Luis Figo namanya, diambil dari pesepakbola asal Portugis. Luis Figo yang ini tidak bermain bola, namun Luis "memegang" lingkaran bunga ala-ala dengan belalainya. Luis mendekati saya dan sayapun sambil merekam Luis yang mendekat dengan smartphone saya. Makin dekat, makin dekat, si jantan berumur 12 tahun ini memang sangat besar, sekali injak tentu saya yang hanya berbobot 52 kilogram ini sudah jadi pepesan. Namun saya tidak takut sama sekali, mata Luis terlihat lembut, ia tidak akan menyakiti siapapun.

Luis mengalungkan karangan bunga itu ke leher saya. "Nice job Luis," ujar Bang Ilham, mahout (pawang) utama di Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) di Pematang Siantar, Sumatera Utara.



Luis tinggal di ANECC bersama 3 gajah lainnya: Vini Alfi, gajah 30 tahun yang berasal dari Hutan Sosa di Sidempua, Ester yang sudah berusia 36 tahun dari Palembang dan Siti, gajah 37 tahun yang juga berasal dari Palembang.

Saya cukup heran kenapa hanya ada 4 gajah di area yang luas ini. Bang Ilham kemudian menceritakan bagaimana gajah-gajah ini bisa ada di ANECC. Sebagian besar dari gajah-gajah ini adalah anak dari gajah yang ada di penangkaran gajah di wilayah lain, jadi memang sudah terbiasa berinteraksi dengan manusia. Meski begitu, Bang Ilham menegaskan bahwa kita tidak bisa seenaknya memperlakukan gajah bak binatang peliharaan, tetap mesti ada pawang dan prosedur keselamatan untuk berinteraksi dengan gajah.

Bang Ilham bercerita sebelum atraksi edukasi gajah
Mahout membisiki gajah
Di ANECC juga tidak ada elephant riding untuk pengunjung, hanya mahout (pawang) yang boleh naik ke atas gajah untuk mengarahkan gajah-gajah tersebut. Saya pun memperhatikan bahwa mahout naik di bagian "leher" gajah, lebih ke arah kepala dibandingkan elephant ride yang biasanya naik di punggung gajah. Mahout pun memberi arahan pada gajah dengan suara, seakan membisiki gajah persis di telinganya.

Ada kata yang sering saya dengar: " sayang."
Bang Ilham berulang kali berkata "sayang" sambil memanggil gajah-gajah di ANECC, dan berulang kali pula ia mengelus Luis, Vini, Ester dan Siti bak anaknya sendiri.

"10 tahun saya sudah jadi mahout," ujar Bang Ilham yang tidak pernah terpikir ini akan jadi jalan hidupnya. Ia mulai dari membantu temannya yang menangani gajah dan ternyata tidak butuh waktu lama bagi Bang Ilham untuk jatuh cinta pada binatang besar yang lembut ini.

Survival of the Fittest

Siapa yang kuat, itu yang akan bertahan. Sayangnya meski berukuran besar dan sangat kuat (katanya gajah dewasa dapat mengangkat bobot seberat 300 kg dengan belalainya), namun nasib gajah di alam liar justru tersingkir. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan kita: manusia..

Makaranga, tanaman kesukaan gajah yang ditaman di area Aek Nauli Elephant Conservation Camp
Lahan tempat tinggal gajah yang terdesak keberadaan manusia, atau ketamakan manusia yang membunuh gajah untuk diambil gadingnya (atau caling pada gajah Asia betina - semacam gading namun lebih pendek dan dengan kepadatan yang berbeda). Binatang besar nan lembut ini semakin terdesak, dan salah satu upaya penyelamatan gajah adalah area konservasi seperti ANECC ini. Saat ini baru ada empat gajah, namun ANECC sedang terus dikembangkan, area penanaman pakan gajah juga diperluas agar bisa menampung lebih banyak gajah di kemudian hari, dan semoga saja bisa lebih banyak mengedukasi orang-orang tentang gajah dan pentingnya menjaga kelestarian gajah, terutama di Indonesia.


Penyerahan donasi Rp. 549 juta dari penjualan tiket Pertamina Eco Run 2018 untuk konservasi gajah di Aek Nauli
Saya datang bersama rombongan kecil dari Pertamina yang datang untuk menyalurkan bantuan donasi yang dikumpulkan dari acara Pertamina Eco Run pada Desember 2018 lalu. Penjualan tiket sebesar sekitar Rp. 1 Miliar itu disalurkan untuk pelestarian Elang Bondol dan Gajah Sumatera, untuk donasi Gajah Sumatera sebesar Rp. 549 juta disalurkan melalui Balai Penelitan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli.

Saya memang bukan orang yang hobi ikutan acara lari, namun begitu tau bahwa hasil penjualan tiket digunakan untuk donasi pelestarian satwa saya sangat senang. Mungkin lain kali saya akan ikut lari (or maybe not haha, but I'm 1000% loving this kind of event).

Hoping to see more happy elephants in the wild
Mungkin di pikiran kita, kita lari untuk kesehatan, olahraga, namun gajah-gajah itu selama ini lari dari bahaya yang mengancam mereka, lari dari manusia yang berusaha menangkap gajah, atau mengusir gajah dari lahan mereka. Kita berlari di Pertamina Eco Run dengan harapan gajah-gajah itu bisa berhenti berlari dari ancaman, dengan adanya area aman untuk mereka, bukan hanya untuk Luis Figo..

@marischkaprue - think that elephant remember things better than her (she kept forgetting where she put her car key a lot of times)

****

AEK NAULI ELEPHANT CONSERVATION CAMP (ANECC)
Jl. Lintas Tengah Sumatera
Sibaganding, Girsang Sipangan
Bolon, Kabupaten Simalungun
Sumatera Utara

THANKS TO






PERTAMINA

more about Pertamina Eco Run and the donation here
TBBM Pematang Siantar 
Trinity Traveler (went to Medan - Pematang Siantar, ANECC with her, check out her blog here)

 

14 Januari 2019

, , , , , , , ,

MORE TO DO LIST IN ISHIKAWA: JAPAN TRAVEL



Saya sudah pernah beberapa kali bercerita tentang Ishikawa, baik ke area utara (cek di link ini), atau ke area selatan Ishikawa, yaitu Komatsu (cek di link ini), namun masih banyak hal lain yang dapat dilakukan di Ishikawa, terutama jika anda memilih untuk menginap di Kanazawa.

Here's some of the things to do in Ishikawa

SIGHTSEEING

KENROKUEN GARDEN



Taman Kenrokuen merupakan taman paling populer di Ishikawa dan juga merupakan salah satu taman dengan lanskap tercantik di Jepang. Taman Kenrokuen dulunya merupakan area taman luar dari Kanazawa Castle dan dibuat pada masa kejayaan keluarga Maeda.




Sejak 1871, Kenrokuen sudah dibuka untuk umum dan terus menarik pengunjung dari seluruh dunia. Selain taman dengan lanskap khas Jepang, di Kenrokuen juga terdapat air mancur tertua di mana air bergerak hingga mencuat 3 meter lebih tanpa tenaga listrik sama sekali.

NAGAMACHI SAMURAI DISTRICT


Distrik dengan gang-gang kecil ini dulunya merupakan area tempat tinggal samurai. Rumah-rumah di Nagamachi Samurai District ini tertutup pagar tebal dari tanah, serta jalan masuk yang kecil untuk akses ke setiap rumah.





Salah satu rumah yang paling terkenal di Nagamachi Samurai District adalah rumah dari Nomura, salah satu samurai yang jaya di masa feudal Jepang. Taman di rumah Nomura menjadi salah satu dari tiga taman tercantik di Jepang meskipun berukuran kecil. Di lantai atas rumah, kita juga dapat minum teh sambil menikmati pemandangan taman.

Nomura House
1 chome 3-32
Naga-machi, Kanazawa

web: www.nomurake.com
phone: (076) 221-3553

OMICHO MARKET




Mengamati dan berkeliling pasar lokal selalu menarik, nah di Kanazawa salah satu pasar yang wajib dikunjungi adalah Omicho Market yang memiliki lebih dari 200 kios yang menjual beragam produk, mulai dari sea foods (dan kepiting besar khas Jepang), perkakas dapur hingga tanaman. 


Di Omicho Market juga terdapat banyak jajanan pasar yang dapat langsung kita coba, plus beragam tempat makan dengan bahan-bahan asli dari Ishikawa.

ACTIVITIES

HAKU KOUKAN GOLD LEAF EXPERIENCE



Sejak dulu, Kanazawa terkenal sebagai penghasil gold leaf, yes, sesuai namanya, lembaran sangat tipis ini terbuat dari emas asli yang dipress sedemikian rupa hingga sangat tipis dan memungkinkan untuk melapisi berbagai hal dengan emas.

Hakuichi Main Store Haku K
oukan adalah salah satu pusat pembuatan gold leaf dan juga lokasi untuk anda yang tertarik berkreasi dengan lembaran emas ini. Di dalam area Hakuichi juga terdapat replika Maeda Toshiee yang menggunakan baju berbalut emas, plus dinding yang dilapis 10.000 lembaran gold leaf.


Ada banyak kreasi dari gold leaf yang bisa dibuat di sini, mulai dari sumpit berlapis emas, kaca dan kipas, hingga kotak perhiasan seperti yang saya buat.

Haku Koukan (Hakuichi)
Integrated Museum of Gold Leaf
2-1-1 Morito Kanazawa

Opening hours: 9 am - 6 pm

phone: (076) 240-8911

TEA CEREMONY AT KENROKUEN GARDEN



Minum teh di Jepang selalu jadi tradisi yang lekat hingga kini. Di Kenroku-en kita dapat menikmati matcha sambil menikmati pemandangan taman Kenroku-en yang indah di Shiguretei tea house.

EAT

NIKUSHO JADE



Restoran Yakiniku ini hanya berjarak 5 menit berjalan kaki saja dari Stasiun Kanazawa, kita dapat mencoba daging sapi khas Noto yang lezat dengan harga yang sangat reasonable (1500 yen untuk lunch set menu)

KAISENDON SUSHI LUNCH AT OMICHO MARKET



Saat berkeliling Omicho Market, sempatkan diri untuk makan siang di Kaisendon Sushi dan menikmati makanan segar khas Ishikawa, sashimi dengan taburan gold leaf, dihidangkan di atas nasi!

STAY

UNIZO INN KANAZAWA



Hotel simple ini terletak di lokasi yang strategis, di antara Kanazawa Castle Park dan Omicho Market, dekat pula dengan lokasi perbelanjaan lainnya.

Mengelilingi Ishikawa memang perlu waktu lebih dari seminggu, itu pun masih banyak yang belum saya coba. Well, until next time!


@marischkaprue - loving the gold leaf ice cream :))

****



INFO LEBIH LENGKAP TENTANG KOMATSU DAN ISHIKAWA

Hubungi Jalan Tour melalui akun Instagram Jalan Tour atau di website www.jalan-tour.com 



7 Januari 2019

, , , , , , , , , ,

GOING NORTH IN ISHIKAWA: PLACES TO GO



Berkunjung ke Ishikawa selalu dikaitkan dengan trip ke Kanazawa. Namun, masih ada banyak lokasi menarik lainnya di Ishikawa. Kali ini saya berkunjung ke daerah utama Ishikawa dan menemukan banyak hal menarik yang dapat dinikmati di Ishikawa.

Ada apa saja di Ishikawa bagian utara? ini dia

WAJIMA MORNING MARKET



Menikmati pasar pagi di Jepang selalu menyenangkan, termasuk Wajima Morning Market yang disebut-sebut sebagai salah satu dari tiga Morning Market terbesar di Jepang dan juga menjadi Morning Market tertua yang bermula 1000 tahun yang lalu.




Kebanyakan warga lokal berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, seafood, buah-buahan. Bagi turis seperti saya, pernak-pernik yang ada di Wajima Morning Market sangat menarik, serta cemilan yang banyak dijual di pasar ini. Selain itu, ada area khusus untuk memanggang seafood mentah yang dibeli di pasar, jadi kita dapat membeli ikan dan langsung memanggang dan menikmatinya di Wajima Morning Market, hal yang belum pernah saya temukan di tempat lain.

Jika berkunjung ke Wajima Morning Market, pastikan datang pagi hari saat pasar sedang ramai dan dagangan masih banyak, karena di jam 10 hingga 11 pasar mulai sepi dan pedagang mulai membereskan dagangan.

WAJIMA LACQUERWARE MUSEUM


Saya sudah sering melihat perkakas lacquerware ala Jepang, namun saya belum pernah melihat bahan-bahan untuk membuat lacquerware dan cara pembuatannya. Lacquerware adalah perkakas dari kayu yang dilapis dengan bahan semacam pernis (varnish) bening yang memberi efek mengkilat.

Di Jepang, tradisi membuat lacquerware sudah dilakukan ribuan tahun. Tercatat, lacquerware tertua dibuat di masa Jomon, yaitu pada tahun 5000 sebelum masehi.




Berlokasi dekat dengan Wajima Morning Market, kita dapat melihat berbagai lacquerware serta mengetahui proses pembuatannya di Wajima Lacquerware Museum. Bagian bawah museum ini adalah toko lacquerware, mulai dari mangkuk, piring, pernak-pernik, hingga meja, jangan terkejut dengan harganya ya :)



Nah, di bagian atas adalah museum. Di sini kita akan tahu kenapa harga lacquerware begitu mahal. Di bagian depan area masuk museum kita dapat melihat mangkuk di semua proses pembuatan yang dipajang berderet. Memang proses pembuatan lacquerware sangat panjang, mulai dari kayu yang dirapikan, dibentuk, dilapis dan dilukis dengan sangat teliti sehingga menjadi lacquerware yang kita lihat selama ini. Semuanya dilakukan dengan tangan dan memerlukan proses yang sangat panjang, wajar saja harganya memang terlihat mahal bagi sebagian orang.

L'ATELIER DE NOTO (LUNCH/DINNER)



Usai menikmari Morning Market dan Museum, kami mencoba makan siang di L'Atelier de NOTO. Jika ingin mencoba pilihan makanan lain selain makanan Jepang, restoran dengan masakan Perancis ini dapat dicoba.





L'Atelier de NOTO adalah restoran fine dining dengan menu masakan Perancis yang dibuat oleh chef Jepang dengan bahan baku yang fresh dari area Wajima. Untuk menikmati makan siang atau makan malam, anda mesti reservasi terlebih dahulu karena chef akan menyiapkan menu khusus untuk kita.

L'Atelier de NOTO
4-142 Kawai-machi
Wajima
Ishikawa, Japan

price:
Lunch (11.30 am - last order at 1.30 pm)
Course start from 3.300 yen - 8.400 yen
Dinner (6 pm - last order at 9 pm)
Course start from 5250 yen - 12.600 yen

web: atelier-noto.com

SENMAIDA RICE TERRACE


Melihat hamparan sawah hijau di Jepang terlihat tidak umum, meskipun kita semua tahu bahwa nasi adalah makanan pokok di Jepang. Senmaida Rice Terrace terlekat di Shiroyone, Wajima di Ishikawa. Pemandangan lahan persawahan bertingkat ini mengingatkan saya dengan sistem terasering di Indonesia.



Senmaida Rice Terrace persis menghadap ke arah laut biru dan memberikan kombinasi cantik dari sawah berwarna hijau kekuningan, dengan laut yang biru. Area sawah ini bahkan masuk dalam Globally Important Agricultural Heritage Systems (GIAHS) dan di musim-musim tertentu, di area sawah Senmaida dipasang lampu-lampu untuk light up di malam hari.



Saya datang di musim gugur di mana lampu-lampu untuk light up sudah dipasang, namun kami tidak menikmati Senmaida Rice Terrace hingga malam hari. Lain kali, saya berharap bisa datang lagi ke Senmaida Rice Terrace di saat musim salju.

CHIRIHAMA NAGISA DRIVEWAY


Di Indonesia memang masih banyak area pantai yang dapat dimasuki kendaraan roda empat, namun di Jepang ada aturan ketat mengenai kendaraan yang dapat masuk ke area pantai. Di Chirihama Nagisa Driveway, sesuai namanya, kita dapat masuk ke area pantai sepanjang 8 kilometer dengan mobil ataupun motor.

Area di antara Imahama Houdatsu-Shimizu-cho Sakui-gun dan Chirihama-cho Sakui-shi di Ishikawa Prefecture ini sangat terkenal bagi warga lokal Jepang sehingga di musim liburan area Chirihama Nagisa Driveway cukup ramai.

Kami datang di hari kerja sehingga dapat menikmati suasana yang sepi dengan hanya beberapa mobil yang melintas. Karena suhu lumayan dingin, tentu saja saya tidak berniat mencelupkan diri ke air laut, namun menikmati pantai dengan langsung turun dari mobil dan nongkrong menikmati beberapa mobil melintas dengan tenang sangat menyenangkan di Chirihama Nagisa Driveway, mungkin lain kali kami akan membawa peralatan piknik dan makan siang di sini :)

LE MUSEE DE H




Jika anda bingung kenapa cafe ini sangat terkenal, itu karena pemilik Le Musee De H adalah chef pastry paling terkenal di Jepang: Hironobu Tujiguchi. Di cafe yang terletak di pesisir Wakura Hot Spring, kita dapat menikmati kue-kue dengan resep karya Hironobu Tujiguchi sambil menikmati pemandangan biru laut dari jendela kaca yang besar.

Jika datang ke Le Musee De H di Ishikawa ini, jangan lupa mampir ke area mini museum persis di sebelah cafe. Di sini kita dapat melihat karya seni buatan Hironobu Tujiguchi yang dibuat dari bahan-bahan makanan seperti coklat dan gula. Lukisan dengan cipratan gula yang kemudian mengeras membentuk pattern yang menarik ini sangat mengingatkan saya pada lukisan Jackson Pollock, rupanya Hironobu menggunakan teknik yang serupa namun dengan gula cair. Kita juga dapat mencium wangi coklat di berbagai patung buatan Hironobu, asal jangan dimakan ya :)

PUBLIC FOOT BATH (near Le Musee De H)


Sebelum pulang ke Notoraku Hotel, kami mampir ke public foot bath di dekat Le Musee De H. Area rendam kaki yang langsung menghadap laut ini bebas biaya, namun jangan lupa membawa handuk kecil karena tidak ada yang menyediakan handuk.



Di musim dengan cuaca dingin, bersantai di public foot bath sambil menikmati laut sangat membuat rileks. Ada beberapa public foot bath di Jepang, termasuk di area ini yang dapat jadi pilihan untuk bersantai.

NOTORAKU HOTEL


Notoraku Hotel dapat jadi pilihan untuk menginap saat berkunjung ke Ishikawa bagian utara. Hotel ini terbagi menjadi dua bagian, bangunan lama dan bangunan baru dengan lorong yang menyambungkan kedua area.





Ada ratusan kamar di Notoraku Hotel, sebagian berupa ryokan, kamar tradisional Jepang, sementara sebagian lagi dengan layout ryokan namun di dalamnya terdapat tempat tidur modern sehingga jika anda tidak terbiasa tidur menggunakan futon (semacam kasur lipat tradisional yang dimasukkan ke dalam lemari saat tidak digunakan), tidak perlu khawatir karena sebagian kamar dilengkapi fasilitas hotel modern.

Menikmati Ishikawa bagian utara tentu sangat menyenangkan, daftar di atas ini pun baru sebagian kecil saja dari hal-hal yang dapat dinikmati di Ishikawa bagian utara, ada banyak spot dan kegiatan lainnya yang dapat dinikmati di berbagai musim. Well, let's save it for next visit!

@marischkaprue - Going to the North for Chill

***


INFO LEBIH LENGKAP TENTANG KOMATSU DAN ISHIKAWA
Hubungi Jalan Tour melalui akun Instagram Jalan Tour atau di website www.jalan-tour.com