Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

7 Januari 2019

, , , , , , , , , ,

GOING NORTH IN ISHIKAWA: PLACES TO GO

Share


Berkunjung ke Ishikawa selalu dikaitkan dengan trip ke Kanazawa. Namun, masih ada banyak lokasi menarik lainnya di Ishikawa. Kali ini saya berkunjung ke daerah utama Ishikawa dan menemukan banyak hal menarik yang dapat dinikmati di Ishikawa.

Ada apa saja di Ishikawa bagian utara? ini dia

WAJIMA MORNING MARKET



Menikmati pasar pagi di Jepang selalu menyenangkan, termasuk Wajima Morning Market yang disebut-sebut sebagai salah satu dari tiga Morning Market terbesar di Jepang dan juga menjadi Morning Market tertua yang bermula 1000 tahun yang lalu.




Kebanyakan warga lokal berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, seafood, buah-buahan. Bagi turis seperti saya, pernak-pernik yang ada di Wajima Morning Market sangat menarik, serta cemilan yang banyak dijual di pasar ini. Selain itu, ada area khusus untuk memanggang seafood mentah yang dibeli di pasar, jadi kita dapat membeli ikan dan langsung memanggang dan menikmatinya di Wajima Morning Market, hal yang belum pernah saya temukan di tempat lain.

Jika berkunjung ke Wajima Morning Market, pastikan datang pagi hari saat pasar sedang ramai dan dagangan masih banyak, karena di jam 10 hingga 11 pasar mulai sepi dan pedagang mulai membereskan dagangan.

WAJIMA LACQUERWARE MUSEUM


Saya sudah sering melihat perkakas lacquerware ala Jepang, namun saya belum pernah melihat bahan-bahan untuk membuat lacquerware dan cara pembuatannya. Lacquerware adalah perkakas dari kayu yang dilapis dengan bahan semacam pernis (varnish) bening yang memberi efek mengkilat.

Di Jepang, tradisi membuat lacquerware sudah dilakukan ribuan tahun. Tercatat, lacquerware tertua dibuat di masa Jomon, yaitu pada tahun 5000 sebelum masehi.




Berlokasi dekat dengan Wajima Morning Market, kita dapat melihat berbagai lacquerware serta mengetahui proses pembuatannya di Wajima Lacquerware Museum. Bagian bawah museum ini adalah toko lacquerware, mulai dari mangkuk, piring, pernak-pernik, hingga meja, jangan terkejut dengan harganya ya :)



Nah, di bagian atas adalah museum. Di sini kita akan tahu kenapa harga lacquerware begitu mahal. Di bagian depan area masuk museum kita dapat melihat mangkuk di semua proses pembuatan yang dipajang berderet. Memang proses pembuatan lacquerware sangat panjang, mulai dari kayu yang dirapikan, dibentuk, dilapis dan dilukis dengan sangat teliti sehingga menjadi lacquerware yang kita lihat selama ini. Semuanya dilakukan dengan tangan dan memerlukan proses yang sangat panjang, wajar saja harganya memang terlihat mahal bagi sebagian orang.

L'ATELIER DE NOTO (LUNCH/DINNER)



Usai menikmari Morning Market dan Museum, kami mencoba makan siang di L'Atelier de NOTO. Jika ingin mencoba pilihan makanan lain selain makanan Jepang, restoran dengan masakan Perancis ini dapat dicoba.





L'Atelier de NOTO adalah restoran fine dining dengan menu masakan Perancis yang dibuat oleh chef Jepang dengan bahan baku yang fresh dari area Wajima. Untuk menikmati makan siang atau makan malam, anda mesti reservasi terlebih dahulu karena chef akan menyiapkan menu khusus untuk kita.

L'Atelier de NOTO
4-142 Kawai-machi
Wajima
Ishikawa, Japan

price:
Lunch (11.30 am - last order at 1.30 pm)
Course start from 3.300 yen - 8.400 yen
Dinner (6 pm - last order at 9 pm)
Course start from 5250 yen - 12.600 yen

web: atelier-noto.com

SENMAIDA RICE TERRACE


Melihat hamparan sawah hijau di Jepang terlihat tidak umum, meskipun kita semua tahu bahwa nasi adalah makanan pokok di Jepang. Senmaida Rice Terrace terlekat di Shiroyone, Wajima di Ishikawa. Pemandangan lahan persawahan bertingkat ini mengingatkan saya dengan sistem terasering di Indonesia.



Senmaida Rice Terrace persis menghadap ke arah laut biru dan memberikan kombinasi cantik dari sawah berwarna hijau kekuningan, dengan laut yang biru. Area sawah ini bahkan masuk dalam Globally Important Agricultural Heritage Systems (GIAHS) dan di musim-musim tertentu, di area sawah Senmaida dipasang lampu-lampu untuk light up di malam hari.



Saya datang di musim gugur di mana lampu-lampu untuk light up sudah dipasang, namun kami tidak menikmati Senmaida Rice Terrace hingga malam hari. Lain kali, saya berharap bisa datang lagi ke Senmaida Rice Terrace di saat musim salju.

CHIRIHAMA NAGISA DRIVEWAY


Di Indonesia memang masih banyak area pantai yang dapat dimasuki kendaraan roda empat, namun di Jepang ada aturan ketat mengenai kendaraan yang dapat masuk ke area pantai. Di Chirihama Nagisa Driveway, sesuai namanya, kita dapat masuk ke area pantai sepanjang 8 kilometer dengan mobil ataupun motor.

Area di antara Imahama Houdatsu-Shimizu-cho Sakui-gun dan Chirihama-cho Sakui-shi di Ishikawa Prefecture ini sangat terkenal bagi warga lokal Jepang sehingga di musim liburan area Chirihama Nagisa Driveway cukup ramai.

Kami datang di hari kerja sehingga dapat menikmati suasana yang sepi dengan hanya beberapa mobil yang melintas. Karena suhu lumayan dingin, tentu saja saya tidak berniat mencelupkan diri ke air laut, namun menikmati pantai dengan langsung turun dari mobil dan nongkrong menikmati beberapa mobil melintas dengan tenang sangat menyenangkan di Chirihama Nagisa Driveway, mungkin lain kali kami akan membawa peralatan piknik dan makan siang di sini :)

LE MUSEE DE H




Jika anda bingung kenapa cafe ini sangat terkenal, itu karena pemilik Le Musee De H adalah chef pastry paling terkenal di Jepang: Hironobu Tujiguchi. Di cafe yang terletak di pesisir Wakura Hot Spring, kita dapat menikmati kue-kue dengan resep karya Hironobu Tujiguchi sambil menikmati pemandangan biru laut dari jendela kaca yang besar.

Jika datang ke Le Musee De H di Ishikawa ini, jangan lupa mampir ke area mini museum persis di sebelah cafe. Di sini kita dapat melihat karya seni buatan Hironobu Tujiguchi yang dibuat dari bahan-bahan makanan seperti coklat dan gula. Lukisan dengan cipratan gula yang kemudian mengeras membentuk pattern yang menarik ini sangat mengingatkan saya pada lukisan Jackson Pollock, rupanya Hironobu menggunakan teknik yang serupa namun dengan gula cair. Kita juga dapat mencium wangi coklat di berbagai patung buatan Hironobu, asal jangan dimakan ya :)

PUBLIC FOOT BATH (near Le Musee De H)


Sebelum pulang ke Notoraku Hotel, kami mampir ke public foot bath di dekat Le Musee De H. Area rendam kaki yang langsung menghadap laut ini bebas biaya, namun jangan lupa membawa handuk kecil karena tidak ada yang menyediakan handuk.



Di musim dengan cuaca dingin, bersantai di public foot bath sambil menikmati laut sangat membuat rileks. Ada beberapa public foot bath di Jepang, termasuk di area ini yang dapat jadi pilihan untuk bersantai.

NOTORAKU HOTEL


Notoraku Hotel dapat jadi pilihan untuk menginap saat berkunjung ke Ishikawa bagian utara. Hotel ini terbagi menjadi dua bagian, bangunan lama dan bangunan baru dengan lorong yang menyambungkan kedua area.





Ada ratusan kamar di Notoraku Hotel, sebagian berupa ryokan, kamar tradisional Jepang, sementara sebagian lagi dengan layout ryokan namun di dalamnya terdapat tempat tidur modern sehingga jika anda tidak terbiasa tidur menggunakan futon (semacam kasur lipat tradisional yang dimasukkan ke dalam lemari saat tidak digunakan), tidak perlu khawatir karena sebagian kamar dilengkapi fasilitas hotel modern.

Menikmati Ishikawa bagian utara tentu sangat menyenangkan, daftar di atas ini pun baru sebagian kecil saja dari hal-hal yang dapat dinikmati di Ishikawa bagian utara, ada banyak spot dan kegiatan lainnya yang dapat dinikmati di berbagai musim. Well, let's save it for next visit!

@marischkaprue - Going to the North for Chill

***


INFO LEBIH LENGKAP TENTANG KOMATSU DAN ISHIKAWA
Hubungi Jalan Tour melalui akun Instagram Jalan Tour atau di website www.jalan-tour.com 

 


2 comments:

Nadia K. Putri mengatakan...

Kelihatan jernih semua, jadi pengen ke sana. Semoga terwujud :)

Admin mengatakan...

Ohh noo.. kapan aku bisa ke japan?

By zencafe