Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

8 Maret 2013

, , , , , , , , , , ,

Pelangi di Budaya Jailolo

Share

Setiap saya melontarkan kata "Jailolo" maka setelah itu pula saya harus menjelaskan apa dan dimana Jailolo. Nama ini terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Maklum, Jailolo belum menjadi destinasi wisata utama di timur Indonesia meskipun wilayah ini menyimpan potensi yang sangat besar.

Berulang kali saya menitipkan keingintahuan tentang Jailolo dalam bentuk tulisan di blog ini, berulang kali saya memposting foto foto dari tanah di Halmahera Barat ini.

Teluk Jailolo dilihat dari Bukit Manyasal
Jailolo hanya berjarak satu jam dari Ternate. Anda wajib menyeberang dengan perahu karena belum ada lapangan terbang di Jailolo. Meski tidak banyak dikenal, Jailolo punya peran penting dalam sejarah Indonesia. Maluku, terutama Jailolo adalah wilayah dengan alam kombinasi bukit, laut serta sumber rempah rempah. Inilah yang menarik minat bangsa bangsa Eropa datang ke Indonesia, ke timur Indonesia dimana rempah rempah begitu kaya, hingga Jailolo juga disebut "The Spice Island."


Namun satu hal yang membuat Jailolo begitu berwarna warni, bukan hanya biru laut dan hijaunya perbukitan, yaitu budaya penduduk lokalnya. Penduduk asli Jailolo terdiri dari berbagai suku lokal, mulai dari Sahu, Loloda, Tobaru, Ternate, Wayoli dan Gorep.

Ada ciri ciri khusus dalam berpakaian, mulai dari ikan kepala yang berwarna merah cerah dengan sedikit warna kuning bagi pria, hingga baju hitam dengan kain merah dan kuning yang disampirkan menyilang di pakaian perempuan Jailolo.



Kekayaan budaya Jailolo tidak hanya berupa warna. Ada banyak tarian tradisional disini yang masing masing melambangkan ekspresi dalam setiap hal yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Jailolo, mulai dari Legu Legu yang melambangkan kegembiraan pemuda menyambut putri, hingga tarian Salai yang merupakan perayaan syukur sesudah panen.

Ritual mengganti bagian atas atap Sasadu

Masyarakat Jailolo menari di pesta adat
Suasana di dalam Sasadu saat pesta adat, dahulu perayaan ini berlangsung 7 hari.
Di bulan lima setiap tahunnya, masyarakat Jailolo bersuka cita, menyambut panen melimpah yang menghidupi masyarakat, menyambut berkah indahnya alam dari yang Maha Kuasa. Kemeriahan adalah kata yang tepat saat menyaksikan gempita teluk Jailolo di bulan Mei, di saat Festival Teluk Jailolo diselenggarakan.

Masih banyak keriaan adat Jailolo yang belum saya pahami, seperti alasan di balik pesta tujuh hari tujuh malam di rumah adat, atau tentang gerakan gerakan unik dalam tarian mereka.

Musik yanger
Namun keriaan Jailolo terasa universal, karena anda tidak perlu memahami benar untuk menikmati. Saya dapat terbuai ikut menari dalam lantunan musik dan lagu adat yang tidak saya pahami bahasanya. Saya hanya tahu ada tiga irama dalam musik Yanger, musik khas Jailolo. Mereka menyebut ketiga irama ini kore kore, ado ado dan silalar. Ketiganya adalah irama dengan ritme yang dinamis, sesuai dengan suasana keceriaan di saat panen.

Saya sudah cocok membaur disini tidak? :D
Cukup biarkan diri anda terbuai, tersenyum dan tertawa bersama, menikmati bahwa budaya berbeda bukan tercipta untuk mengkotak kotakkan manusia, tapi untuk terus bersyukur bahwa laut yang memisahkan banyak pulau memberi kekayaan ragam budaya untuk terus dinikmati.

@marischkaprue - not a culture expert

NOTES:
  • Untuk bisa menikmati pesta adat, jika hendak ke Jailolo, datang saat Festival Teluk Jailolo. Festival biasanya berlangsung di pertengahan bulan Mei.
RELATED STORIES:

7 comments:

@Jayasalim mengatakan...

Seneng banget baca all your travel blog!
I’m glad that there are people like you who will definitely help others and share their knowledge and expertise to others and
sharing others to read is a blessing and one that we should hold in high regards.
Thank You, Prue!

Marischka Prudence mengatakan...

Thanks Jaya, really appreciate it :)

@nnoart mengatakan...

Ini salah satu tulisan tentang Jailolo yang membuat saya jadi pengen kesana
Makasih yah atas ulasannya ini

Anonim mengatakan...

mantap

Unknown mengatakan...

Can i talk to you about jailolo, i've been assignment to discover about jailolo. Thanks before:)

muridberjalan.blogspot.com mengatakan...

tiga kali sdh saya membaca tulisan ini, bacaan kedua dan ketiga cuman untuk melihat mbak @marischa memakai baju adat dari jailolo di foto paling bawah. kemarin sempat liat video dukungan untuk pesta komunitas Ternate jg dari mbak wktu sedang di Morotai, saluttt. salam

Jual Baju Drumband Anak mengatakan...

terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat sekali. jangan lupa umtuk mengunjungi kami di Jual Baju Drumband Anak