Kami melangkah di
dermaga Kampung Komodo. Ferry sibuk mempersiapkan tim untuk mengambil gambar,
saya dan Sefiin berjalan kaki memasuki kampung. Kami berhenti sejenak di balai
warga untuk mendaftarkan nama kami di buku kunjungan. Saat keluar saya langsung
melihat muka yang sangat familiar, Dedi!
Dedi merupakan
guide kami saat saya dan Ferry datang ke Taman Nasional Komodo tahun lalu. Ia
tinggal di Kampung Komodo dan saya sudah berusaha menghubungi Dedi untuk memberitahu
kedatangan kami namun saat menelpon salah sambung. Untungnya, saat kami datang
ternyata Dedi sedang tidak membawa tamu, jadi kami bisa bertemu.
Selain mengambil
video, bercanda dengan anak-anak, kami pun mencari lampu petromax untuk kebutuhan
shooting, dan Dedi dengan sigap langsung membantu kami mencari lampu petromax
yang sudah langka itu (who need that when
electricity available anyway).
Sefiin, Ferry, Dedi and me |
Akhirnya kami
mendapatkan lampu petromak tua yang sudah menghitam. Well, tampilannya bukan
masalah karena kami hanya membutuhkan lampu itu untuk menghasilkan api dari
sumbu lampu petromax. Usai membayar dengan angka yang kurang wajar (totally
overpriced, but hey nobody else have it here!), kami kembali ke kapal, mengucap
selamat berpisah ke Dedi dan berharap dapat bertemu dengannya kembali saat kami
datang kembali ke Komodo.
Kenapa lampu
petromax sangat penting? Well, "api" akan menghangatkan suasana
bersantai ngopi-ngopi di atas bukit, dan tidak mungkin kami membuat api unggun
di atas sana (it's totally forbidden and
dangerous), maka kami mengakali dengan lampu petromak karena kami tidak
perlu api besar, hanya api yang berkobar secukupnya, membuat hangat suasana dan
mempercantik gambar.
Di atas bukit
kami bersenda gurau. Langit mulai meredup dan inilah saat yang ditunggu untuk
mengambil gambar terakhir dalam video kami. Dalam waktu sangat singkat, persis
sebelum bias matahari terakhir turun dan langit menggelap, tiba-tiba si
petromax ini ngadat tidak mau menyala, padahal saat kami coba di kapal, ia
baik-baik saja dan menyala lancar.
Om Noon berusaha
keras menyalakan petromak dengan alat seadanya, kami bahkan menaruh kertas di
dalam petromax agar menyala (it was a chaos, trust me!). Di waktu singkat yang
terasa lama tapi singkat (??) itu, kami kejar-kejaran dengan waktu. Akhirnya
shot yang diinginkan kami dapatkan, kini kami bersenda gurau lega, we got what we need. Langit menggelap,
saya menatap gurat bukit yang masih terlihat, sangat indah meski sebagian besar
yang saya lihat adalah kegelapan.
Kami berjalan
turun dan berhenti sejenak saat tiba di pantai, ngobrol santai dan menikmati
suara ombak dan laut, angin pantai.
Keesokan harinya,
kapten iseng mencoba menyalakan petromax. Si lampu itu menyala, api dengan
lancarnya keluar dari sumbu. Ah petromax sialan ini bikin ketar-ketir, ia iseng
menggoda kami di atas bukit.
@marischkaprue - for
her, sunset is best to share together
SEE THE VIDEO
HERE:
5 comments:
kerennn video-nyaaa
Kereen videonya... Perlu belajar banyak sama mbak pru ney soal perblogkan n vlog... Sukses selalu.. Amiiin
Wah mantap postingannya!!.. Jangan lupa mampir ya mba ke blog saya!! hheee
Keesokan harinya, kapten iseng mencoba menyalakan petromax. Si lampu itu menyala, api dengan lancarnya keluar dari sumbu. "Ah petromax sialan ini bikin ketar-ketir", ia iseng menggoda kami di atas bukit.
Lucu nih ... hahahaha .. so natural .. like it :P
Regards
sinfu
Kalau ga salah di Taman Nasional Komodo ada 5 pulau ya? Trus mana yg plg menarik? Thx
Posting Komentar