Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

25 Februari 2013

, , , , ,

Sunset di Manado



Ingat betapa saya mencintai sunset? Saat matahari perlahan menghilang dari pandangan, bersamaan itu pula langit berubah ubah warna, seakan akan Tuhan sedang melukis untuk kita.

Remember how much I love the sunset? When sun slowly dissapear, at the same time the skies changes colors, as if God is painting for us, live.

"Lukisan lukisan" ini adalah sunset di Manado yang terlalu indah untuk dilewatkan..

These "paintings" in Manado is one of the sunset you don't wanna missed

Awannya berbentuk burung :)
Candy colors clouds!
Siluet perahu di kejauhan
Tuhan sedang melukis :D
Batuan di batas pantai berwarna jingga keemasan terpapar sinar dari sunset

Karena tidak ada yang memfotoin, saya foto kaki saja :)

@marischkaprue -  demand for more sunset during her trip

NOTES:
  • Posisi Manado di Sulawesi Utara, tepatnya ibukota Sulawesi Utara
  • Ambil posisi menikmati sunset dimana pulau Manado Tua terlihat jelas, its gonna be awesome :)
RELATES STORIES:


, , , ,

Bahoi: Bening Biru



Saya sudah pernah bercerita tentang Bahoi, bagaimana penduduk desa di Likupang Barat ini berjuang membangun wisata di daerah mereka secara mandiri. Bulan ini saat saya melihat kembali album album foto perjalanan saya, Bahoi kembali menarik perhatian saya.

Ada begitu banyak foto yang merekam keindahan Bahoi, namun belum saya sajikan di postingan saya sebelumnya. Terasa kurang adil bagi Bahoi, jika saya menceritakan perjuangan mereka mengelola wisata, tanpa memperlihatkan saksi keindahan Bahoi, berupa foto foto ini, yang menunjukkan betapa birunya laut dan langit di Bahoi, betapa jernihnya air laut yang seperti kaca, dan betapa saya terbuai disana.

Enjoy these photos..


Perahu putih yang kontras dengan laut Bahoi, photo by Ronny Buol
Warna biru langit dan biru laut beradu :)
Beningnya ngga santai :D

Breath taking Bahoi, photo by Ronny Buol
Liat laut bening kaya gini, haram hukumnya kalo ngga nyebur :))

@marischkaprue - seawater addict

 NOTES:
  • Lokasi Bahoi di Sulawesi Utara, Kecamatan Likupang Barat, satu setengah jam berkendara dari Manado.
  • Yang tertarik ke Bahoi bisa menghubungi Opa Gaul +6285298753917 untuk informasi harga dan penginapan, di Bahoi juga tersedia peralatan diving.

RELATED STORIES:


22 Februari 2013

, , , , , , , , , ,

Apau Ping, Desa Kecil di Pedalaman Kalimantan



Apa yang anda bayangkan saat mendengar kata desa di pedalaman? terbelakang, tanpa fasilitas, bentukan rumah tanpa kasur? Terkadang kita yang sudah dibuai fasilitas kota besar memandang pedalaman sebagai tempat yang tidak menyenangkan, harus hidup "sulit" dan sebagainya.

Tapi justru, di pedalaman inilah saya menemukan kesenangan, sensasi yang membuat saya ingin kembali dan kembali lagi. Dan, apa benar pedalaman itu terbelakang? I'm sharing the story, as you read it now..

Lokasi yang saya datangi adalah Desa Apau Ping, yang ada di Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau. Untuk sampai ke Apau Ping, layaknya pedalaman, perlu upaya dan perjalanan panjang
Dari Tarakan ke Kota Malinau mesti ditimbang sebelum naik pesawat
Berat badan juga ditimbang sebelum naik pesawat Pilatus Porter
Pilatus Porter kapasitas maksimal hanya 800 kg saja.
Jika rutenya dijelaskan secara singkat, saya dari Jakarta naik pesawat ke Balikpapan, melanjutkan penerbangan ke Tarakan, lanjut lagi penerbangan ke Kota Malinau. Tapi ini belum selesai, masih ada satu penerbangan lagi, dengan pesawat yang lebih kecil dari Kota Malinau untuk sampai ke Kecamatan Bahau Hulu.
Lapangan udara di Bahau Hulu
Penerbangan dari Kota Malinau ke Bahau Hulu hanya dapat dilakukan dengan pesawat berkapasitas 9 penumpang. Pilatus Porter nama pesawat baling baling yang membawa kami mendarat di landasan tanah beralaskan rumput, banyak cerita pesawat yang tergelincir karena medan yang sulit, namun saat penerbangan semuanya berjalan dengan mulus dan menyenangkan, bahkan saya menikmati melihat hutan Kalimantan dari pesawat.

Nah, dari landasan inilah, perjalanan sesungguhnya dimulai. Kami menggunakan ketinting, sebutan untuk perahu kayu berukuran kecil dan memanjang yang menjadi satu satunya moda transportasi menuju pedalaman di Malinau. Area Bahau Hulu masih berupa hutan luas, sehingga satu satunya cara transportasi adalah menyusuri sungai Bahau dengan ketinting.

Di Perjalanan, melewati bebatuan :)
Menyusuri sungai Bahau

Saat melewati jeram
Perlu waktu berjam jam menuju ke Desa Apau Ping, perjalanan juga dilakukan dengan berulang kali naik turun ketinting, karena disaat melewati jeram kami harus turun dan berjalan melewati bebatuan, kemudian ketinting akan ditarik oleh orang lokal yang jadi pengemudi dan juru batu kapal.

Melewati hutan tidak tersentuh di pedalaman Kalimantan ini benar benar menyenangkan, rasanya tenang, damai, tanpa sinyal, tanpa keributan. Saya benar benar merasa berada-entah-dimana-namun-tidak-perduli, saya sangat menikmati melihat lihat sekeliling dan sensasi dikelilingi pepohonan rimbun sambil menyusuri sungai.

Penduduk Desa Apau Ping
Ini cara tradisional menggendong bayi di Bahau Hulu :)
Apau Ping berjarak tiga jam perjalanan dari landasan udara di Bahau Hulu. Jauh dari kota besar, kehidupan di desa ini cukup sulit, meski tenang. "Harga bahan bakar 20 ribu per liter," ujar Yusuf Apoe, kepala Desa Apau Ping.

Bahan bakar ini penting bagi desa karena untuk transportasi mereka menggunakan bahan bakar untuk ketinting, juga untuk listrik yang hanya dinyalakan dari jam 7 malam hingga jam 6 pagi. "Dulu masyarakat sini banyak yang pindah ke Malaysia," tambah Yusuf Apoe. Lokasi Apau Ping memang berbatasan dengan Malaysia. Dahulu banyak warga desa yang berjalan berhari hari melewati hutan untuk sampai dan menetap di Malaysia.

Saat ini warga yang tersisa berupaya bertahan, sebagian membuat kerajinan yang dijual ke Bahau Hulu, sementara kebutuhan sehari hari didapat dari bercocok tanam.

Yusuf Apoe menjelaskan pada saya sulitnya hidup di pedalaman dengan akses transportasi yang hanya satu, ketinting. Namun ia kemudian menegaskan pada saya, bahwa masyarakat disini bahagia, cuma ia menitip satu hal, agar dibuatkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), ujarnya berharap ada bantuan dari pemerintah.

Meski bercerita tentang kesulitan di desa, Yusuf Apoe langsung mengantar kami ke lapangan tengah di desa, dimana tarian masyarakat dengan baju adat Dayak menari menyambut kami.



Bersama warga Dayak Kenyah
"Ini tarian tunggal, kami dayak Kenyah lakukan ini biasanya untuk pesta syukuran nama anak, dimana bapak dan ibu menari," ujarnya menjelaskan. Tarian semacam ini sekarang tidak hanya untuk pesta syukuran saja, namun selalu dilakukan saat hari besar ataupun saat menyambut tamu.

Yang menarik tidak hanya tarian adat, ataupun pakaian suku dayak. Alat musiknya pun tradisional dan semuanya dibuat sendiri. Kemudian ada satu hal lagi yang mengusik saya, anting anting tradisional suku dayak Kenyah diikatkan ke tali rafia, tidak lagi ke telinga mereka. Saya memperhatikan bahwa tradisi memasang anting hingga membuat telinga mereka panjang sudah tidak ada lagi. "Dahulu kami dapat penyuluhan, bahwa itu (telinga panjang) tidak baik," ujar kepala desa. Saya kemudian menyadari bahwa banyak perempuan dayak yang berumur telinganya sudah dipotong, telinga mereka yang sebelumnya panjang karena anting anting dianggap tidak baik dan dipotong agar ukurannya kembali terlihat normal.

Warga desa tertawa melihat tingkah laku kami
Saya dengan baju adat dayak Kenyah, cocok tidak? :)
Kami diajak ikut menari, kemudian berfoto bersama. Masyarakat Desa Apau Ping tertawa melihat saya dan teman teman berinteraksi dengan mereka. Tawa bahagia dan hidup yang sederhana, maybe I should learn a lot from them, sincerity, that no matter where you came from, no matter how difficult their life might seems, but open hand and hospitality are everywhere in this country.

@marischkaprue - constant traveler

Photos by Reno Permana

 

16 Februari 2013

, , , , , ,

Tatung, Pesona Mistis Singkawang


tatung singkawang

Istilah kerasukan sudah jadi hal yang umum diketahui dan bahkan dialami sebagian masyarakat Indonesia. Kepercayaan akan adanya kekuatan di luar apa yang ada secara fisik, mempengaruhi pemikiran sosiologis dan budaya, mulai dari Aceh hingga Papua.

Ada satu perayaan dimana fenomena kerasukan ini menjadi atraksi utama, mempesona turis hingga fotografer kelas dunia untuk datang, menyaksikan langsung ratusan orang berperilaku tidak wajar, kerasukan.

Singkawang
Pusat kota Singkawang
Festival Cap Go Meh Singkawang
Parade di saat Cap Go Meh
Di bulan dua setiap tahun, tepatnya saat Cap Go Meh, Singkawang penuh, sesak dan meriah. Cap Go Meh adalah puncak sekaligus akhir perayaan tahun baru Imlek. Pada pergantian tahun baru Cina, masyarakat Tionghoa mengungkapkan syukur atas berkat, dan di saat Cap Go Meh, mereka memanjatkan harapan untuk kehidupan yang lebih baik.

Singkawang berawal dari sebuah desa di wilayah Kesultanan Sambas, dahulu penambang dan pedagang dari negeri Tiongkok menetap area yang kini menjadi Singkawang. Inilah awal mula leluhur dan mengapa sebagian besar penduduk di utara Pontianak ini adalah keturunan Tionghoa.

tatung singkawang
Tatung
tatung singkawang

Sekali setiap tahun, Cap Go Meh dirayakan besar besaran di Singkawang. Sebagian Masyarakat yang terpilih menjadi tatung diarak keliling kota, dengan menggunakan pakaian yang beragam, mulai dari pakaian panglima perang, dukun, hingga raja.

Memperhatikan tatung - sebutan bagi mereka yang "dirasuki" bermacam roh baik - bagaikan memperhatikan aksi debus. Sebagian yang telah menjadi tatung mulai menusuk nusukkan besi besi tajam ke wajah mereka, menggoreskan pisau dan belati ke tangan, hingga lidah, tanpa luka dan darah yang mengalir.

tatung singkawang
Tatung
tatung singkawang

Fenomena kerasukan dan menjadi tatung ini dipercaya sebagai bisikan roh roh baik, yang hadir menumpang raga sebagian masyarakat Singkawang dan dapat menangkal pengaruh buruk selama setahun. Meski sebagian tampak mengerikan karena terus menusuk nusukkan besi, ataupun menggigit leher binatang seperti ayam, tatung tidak berbahaya sama sekali bagi yang menonton. Mereka tidak akan menyerang sama sekali, meski kita persis ada di depannya saat tatung lewat.

Festival Cap Go Meh Singkawang
Yes, its me going "red" :)
Saya bukan orang yang superstitious, namun menyaksikan perayaan Cap Go Meh di Singkawang, dengan tatung yang mempesona sangat menarik. Tidak perlu kita memperdebatkan apa yang benar dan salah, apa yang dianggap layak oleh agama atau tidak, tatung bagi saya adalah salah satu kekayaan budaya di Borneo, yang menarik untuk disimak.

@marischkaprue - believe in culture. 

 NOTES: 
  • Cap Go Meh dilakukan 15 hari setelah tahun baru Imlek
  • Saat menuju perayaan Cap Go Meh penerbangan, hotel, sewa mobil di Singkawang selalu penuh, pastikan membeli tiket dan booking hotel jauh jauh hari sebelumnya.
  • Lokasi Singkawang di Kalimantan Barat, di bagian utara Pontianak, ambil penerbangan ke Pontianak dan kemudian menuju ke Singkawang sekitar 4 jam perjalanan dengan kendaraan.
  • Cap Go Meh tahun 2013 jatuh di tanggal 24 Februari 2013, if you wanna prep your ticket :)

15 Februari 2013

, , , , , ,

Makassar Surga Kuliner



Pengalaman mengunjungi Makassar adalah pengalaman rasa, dalam arti sesungguhnya. Bahkan, sebelum saya mengunjungi Makassar, semua referensi mengarahkan saya untuk menyusuri tempat tempat kuliner utama di Makassar.

Sebagai Ibukota Sulawesi Selatan sekaligus kota pelabuhan, Makassar sejak dahulu telah menjadi tempat transit sekaligus perpaduan kultur. Pedagang dari Eropa, Cina dan Arab telah singgah di area timur Indonesia ini sejak berabad lalu. Makassar adalah perpaduan suku Bugis Makassar, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, Tionghoa dan masih banyak lagi, dengan kultur yang berbeda beda.

Namun ada yang menyatukan perbedaan ini, rasa di lidah yang dinikmati hampir semua suku yang ada, bahkan bagi saya yang datang dari Jakarta.

Pallu basa
Pallu basa
Pallu basa

Catatan perjalanan kuliner saya dimulai dari Pallu Basa. Sangking tertariknya saya dengan makanan yang satu ini, saya mencoba dua tempat yang menyediakan makanan berkuah khas Makassar ini. Perhentian pertama adalah Pallu Basa Serigala di jalan dengan nama yang sama. Sementara perhentian kedua saya adalah Pallu Basa Onta di area Veteran Selatan. Dengan harga 15 ribu rupiah per porsi sudah termasuk nasi anda bisa langsung menikmati kuliner yang satu ini.

Bayangkan daging yang dipotong dengan bentuk dadu, disiram kuah warna coklat dengan santan yang pekat dengan kuning telur di tengahnya. Aroma kuah di Pallu Basa menunjukkan kandungan santan dan serbuk kelapa yang disangrai. Saat saya bertanya kepada pedagang Pallu Basa, ia mengatakan bahwa sebagian daging Pallu Basa ini adalah bagian pipi sapi. Tapi jangan bayangkan daging yang keras atau sedikit kenyal, daging Pallu Basa sangat lembut dan nikmat, membuat anda merasa dapat melupakan program diet anda.

Kemudian saya beralih ke citarasa lain dari Makassar, yang juga sangat dikenal. Konro bakar adalah daging iga yang masih menempel pada tulang dan disajikan dengan baluran bumbu kacang. Penampilan masakan ini pun sudah mengundang selera saat anda menyaksikannya, apalagi di tempat saya bertandang daging iga dibakar tepat di lokasi anda melintas saat masuk.

Konro Bakar Karebosi

Konro Bakar
Konro Bakar
sop konro
Sop konro
Konro Karebosi merupakan salah satu warung penjual konro yang terkenal di Makassar, berlokasi di dekat lapangan Karebosi, terdapat banyak warung konro berjajar di Jalan Gunung Lompobattang, Makassar. Harga seporsi konro bakar Rp. 34.000,- sementara jika anda lebih suka yang berkuah bisa memilih sop konro yang lebih murah dengan selisih 2 ribu rupiah. Harga yang sepadan untuk kenikmatan iga bakar dengan ukuran yang besar dan daging yang lembut.

Makassar memang menawarkan pengalaman rasa, nikmati kenikmatan kuliner di wilayah Indonesia timur ini. Pengalaman yang patut dicoba saat bertandang ke Makassar.

@marischkaprue – Diver and food lover

7 Februari 2013

, , , , , , , ,

Sigofi Ngolo, Meminta Izin Kepada Penguasa Laut




Ada satu hal yang pasti dilakukan sebagai penanda pembuka Festival Teluk Jailolo. Iring iringan kapal dengan hiasan yang ramai, serta musik perkusi bergerak sejak pagi hari dari Teluk Jailolo.

Sambil mengarah ke satu pulau yang tidak jauh dari teluk, kapal yang dipenuhi masyarakat Jailolo itu terus memperdengarkan bunyi tetabuhan dan musik yang keras dari speaker yang dibawa ke atas kapal.

Iring iringan kapal melakukan Sigofi Ngolo


Sembilan kapal yang dihiasi ornamen ini mengarah ke Pulau Babua, dimana terdapat makam keramat. Dengan bunga dan sesajian, satu kapal berhenti di depan pulau, melakukan ritual, sementara kapal lainnya menunggu di sekitar pulau.

"Di daerah ini diyakini laut ada yang punya, penguasa laut," ujar warga lokal yang ada di kapal yang saya tumpangi. Masyarakat Jailolo sejak dahulu hidup dari perairan, kekayaan laut mereka adalah salah satu sumber makanan utama di Jailolo, ikan yang melimpah.



Pulau Babua

Sebelum festival, ritual "meminta izin" ini dilakukan. Ritual Sigofi Ngolo sering pula disebut sebagai ritual bersih laut, namun bukan membersihkan laut seperti apa yang kita biasa bayangkan. Mereka membersihkan laut dari segala niat buruk, meminta izin alam untuk memulai perayaan dengan niat yang tulus.

Jailolo dan masyarakatnya mengajari saya satu hal lagi, untuk menghargai dan terus berterimakasih pada alam dan Penguasa bumi dan langit. Thank you God for this beautiful blue sea, beautiful ocean and sky we have everyday..

@marischkaprue - pecinta laut dan penikmat langit biru.

NOTES:

  • Festival Teluk Jailolo biasanya dilakukan di pertengahan bulan Mei, tanggal ini akan penuh dengan beragam perayaan budaya dan kegiatan daerah, kalau mau ke Jailolo saya sarankan di tanggal ini karena semuanya lengkap mulai dari alam, budaya dan bawah laut bagi penyelam bisa didapatkan.
  • Beli tiket ke Ternate jauh jauh hari karena kalau sudah dekat hari H, tiket sudah jarang tersedia dan kalau ada lebih mahal.
  • Menuju ke Jailolo jika dari Jakarta mesti terbang ke Ternate dan kemudian menyebrang dengan kapal selama satu jam ke Jailolo.

RELATED STORIES: