Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

27 Desember 2012

, , , , , ,

Bali Villa, Again and Again


 
Di Bali biasanya saya mencari pantai, pantai dan pantai. Kurang rasanya kalau tidak bisa mendengar debur ombak dan merasakan angin laut setiap saat.

Namun, banyak juga yang mencari ketenangan di luar pantai, mencari lokasi yang lebih private, tanpa perlu berhadapan dengan pantai setiap kalinya.

Pertama saya datang ke Noah Chapel yang berada di Ungasan karena melihat kapel berbentuk kapal putih, namun ternyata ada hal lain dibalik mengikat janji di atas kapal Nabi Nuh.



Dari awal terlihat memang villa ini mengkhususkan untuk penyelenggaraan pernikahan, jumlah kamar dan akomodasi yang ada memang dipersiapkan untuk mereka yang ingin menikah di kapel. Tapi, bukan berarti untuk menginap tidak dibuka untuk umum, ada satu bagian di villa ini yang paling saya suka.

Disini ada satu lokasi yang awalnya peruntukkannya bagi pasangan newlywed, kamar plus area semacam living room yang cukup luas untuk keluarga, dengan kolam renang di depannya. Yang menyenangkan disini adalah warna putih yang mendominasi ruangan, kemudian pemandangan yang luas dari bathtub, hingga birunya kolam yang kontras dengan eksterior villa ini.

Interior Shem room



Berada disini saya selalu ingin bersantai, melihat kapal putih yang berpadu dengan hijaunya landscape, tenang, dan tanpa keriuhan mass tourism di Bali. So, enjoy the picture then :)


private pool di Shem room

Noah's ark terlihat jelas dari atas
view di bathroom kamar lain di area bawah
me, white on white

@marischkaprue - can't get enough of Bali

RELATED STORIES:


Notes:

  • Lokasi Noah Chapel, Jl Indra Prasta Ungasan, Bali. Contact: 0361-3565777 or its website here Noah Chapel Bali 
  • Kamar utama, Shem Room atau Bridal Villa disewakan dengan harga sekitar Rp. 3 juta per malam.
  • Kamar yang lebih kecil yang lokasinya di area bawah ratenya sekitar Rp. 1,4 juta per malam.
  • Ada 10 kamar lain yang terpisah dinding, menurut saya lebih baik sewa di antara 3 kamar utama saja "Shem" "Ham" atau "Japed" karena selain tiga kamar ini, kamar lain tidak punya view langsung ke taman.
  • Info detail harga dan bookings bisa email ke cary.sumau@gmail.com


26 Desember 2012

, ,

New Year, Love it or Hate it?


 
2013 in a few days, tahun baru, semangat baru, gitu kata orang orang atau iklan iklan yang berseliweran. Untuk saya, tahun baru memang hanya lembaran hari yang berbeda, dampak tahun baru? biasanya sebulan pertama saya masih terus terusan salah nulis tahun di tanggal, masih "2012" yang terus ditulis di jadwal karena lupa dan belum ngeh lagi kalo udah jadi "2013."

Biasanya kalau akhir tahun kita sedikit menengok ke belakang, melihat apa saja yang terjadi selama satu tahun, semacam kaleidoskop pribadi. Bagi saya, tahun 2012 adalah tahun yang lengkap, semuanya seperti terjadi di tahun ini, banyak pengalaman, langkah besar, hal buruk juga ada, dan kemudian datang hal yang lebih baik, semuanya lengkap, dan bagi saya, penghujung tahun 2012 adalah bagian yang manis, menutup dengan indah dan pasti saya akan tersenyum mengingat semua pengalaman dan berkah yang saya dapatkan di tahun ini.

Di tahun 2012 saya masih galau, mencoba berhenti galau, makin galau hingga akhirnya berhenti galau. Di tahun 2012 saya belajar banyak hal, bertemu banyak orang, mendapatkan teman baru, belajar tentang arti pertemanan dan menyadari ada beberapa orang yang "tampak" seperti teman namun lebih baik menjauh dari mereka, menemukan kesukaan baru dan memutuskan hal besar.

Di tahun 2012 saya makin mencinta menulis di blog, makin mencinta mencari tempat tempat baru dan mengambil gambar meski peralatan dan skill terbatas. Di tahun 2012 saya sadar apa yang saya inginkan, dan mengambil langkah drastis, berhenti dari perusahaan dan memutuskan untuk mengerjakan apa yang selama ini saya inginkan.

Di tahun 2012 saya masih patah hati, namun menjelang penghujung tahun saya menemukan seseorang yang bisa membuat semua rasa baru, dan masa lalu menjadi hanya catatan masa lalu. Saya menemukan tempat dimana saya merasa nyaman bersama.



Di tahun 2012 saya bepergian ke banyak tempat, menyelam di banyak tempat, dan menemukan cinta baru pada pendakian. Di tahun 2012 saya makin mencinta menyelam dan makin memiliki banyak kesempatan menyelam.


Di tahun 2012 saya menulis catatan akhir tahun ini, untuk apa? agar saya bisa terus ingat dan bersyukur, bagaimanapun kita mencatat rencana tahun ke depan, we will never know what will happen, since it has been written, but it will always be good.

God is good
Life is awesome
Do not question life since it'll answer in unpredictable moments

Thanks God, bring me 2013, I am so ready :)

@marischkaprue - Have a vision of 2013 but always let things flow

-----

PS:
·      Please share me your 2012 best stories in the comments section, I would love to read your experience and why you feel blessed on 2012, also please write your twitter account on the comments, I'm gonna send some small things for some of you :)

***update**
   BIG THANKS for all your comments! I read it all and wow, you guys have awesome stories!! :D

Mari sama sama berdoa untuk 2013 yang jauh lebih memberi kesempatan buat dapet pengalaman dan rasa yang lebih :)

Btw, I already sent gifts to @inuu_ @limanta93 @FeliciaLasmana & @AdeTreesna ,sorry rada telat ngirimnya, hope you like the small gifts :)

25 Desember 2012

, , , , , ,

Blue Point Beach, Menikmati Pantai dari Celah Gua


 
Sulit sekali mencari pantai yang sepi di Bali, termasuk yang satu ini bukanlah pantai yang sepi. Pengunjungnya? mostly bule, alasannya? satu, ombak disini salah satu surga untuk peselancar.

Saya bukan surfer tapi menikmati keindahan pantai ini sudah lebih dari cukup. Blue Point beach, atau pantai Suluban terletak di Uluwatu, area selatan Bali, tepatnya di Desa Pecatu. Di area Uluwatu terdapat banyak pantai yang bisa anda kunjungi bergantian: Balangan, Dreamland, Padang Padang, dan Blue Point. Marilah kita bicara tentang Blue Point terlebih dahulu, mengapa dan kenapa pantai ini menarik dan membuat saya basah kuyup.

Laut bening ini langsung terlihat dari atas
Untuk sampai ke Blue Point beach, saya harus menuruni tangga, banyak tangga dan melewati banyak cafe dengan pemandangan pantai. Dari ataspun Blue Point sudah terlihat menarik, ada tebing yang dijadikan cafe, kontras bersebelahan dengan cekungan pantai dimana air laut terlihat belang dua warna, dan bening sekali.

Sebelum sampai di pasir pantai, saya sudah terus terusan berpapasan dengan turis asing yang membawa papan surfing mereka melewati tangga tangga kecil, ombak pun dapat anda saksikan dari atas, tidak terlihat besar dari atas karena jauh.

Tangga masuk area pantai
Berkemah di area pantai ini sepertinya menyenangkan :)
Sampai di area pantai, saya menuruni tangga di antara dinding batu, dan melewati beberapa kemah turis, yang dipasang di antara dinding bebatuan besar. Sampai di Blue Point beach, anda akan merasa seperti ada di gua yang langsung menuju pantai, ada satu cekungan besar dengan pasir putih dimana banyak turis menikmati pantai ini.

Nah ada satu cerita tentang nama pantai ini, nama "Blue Point" lebih umum dikenal karena ada Villa bernama Blue Point di area pantai ini, sedangkan nama "Suluban" adalah nama asli yang berasal dari bahasa Bali "mesulub" yang artinya melewati bawah sesuatu, melewati kolong. Nama ini memang menjelaskan karakteristik pantai karena untuk sampai di garis air laut, anda mesti melewati kolong dinding batu.


Melewati bawah batuan seperti ini
Jika ingin lebih sepi, berjalan saja sedikit ke arah lorong bebatuan, melewati semacam gua pendek, dan ada beberapa spot kecil yang cukup sepi, sayapun semangat mengambil gambar disini.


Makhluk ini menemani saya :)


Blue Point punya ombak yang memanjakan turis, memang ombak disini tidak bisa dibandingkan dengan G-Land ataupun Mentawai, tapi cukup membuat surfer rajin membawa papan selancar mereka kesini.

Kalau sedang berjalan di air laut, hati hati saja karena ombak sering datang dan menghempas dinding batu dan membuat terpaan air yang besar, saya basah kuyup kena terpaan air yang menghempas dinding batu, untung kamera saya hanya kena cipratan saja :D

Tangga menuju cafe Ketuts yang persis ada di atas tebing batu
Sebenarnya di Blue Point ada dua pilihan, yang lebih budget friendly, silahkan nikmati pantai yang gratis dan cafe cafe murah di area menuju pantai, kalau mau yang lebih enak fasilitasnya ada Blue Point Bay Villa di atas sebelum menuruni tangga ke arah pantai, namun sayangnya saya mendapat perlakuan kurang enak dari petugas disitu.

Saran saya, kalau mau menikmati resto di Blue Point Bay Villa, jika anda turis lokal, mungkin anda mesti berpakaian yang lebih tertata dan mungkin berbicara dalam bahasa Inggris, ini hanya mungkin saja, dari pengalaman saya dan sebagian teman teman yang pernah hendak makan disitu.
Pemandangan di Pantai Suluban atau Blue Point

Di balik dinding ini saya dihempas air laut hingga basah kuyup :)
Apapun pilihannya, Blue Point beach adalah bukti lagi, keindahan Bali yang tidak ada habisnya, to have all of this, I'm so blessed.

@marischkaprue - Beach hunter, seawater addict

Note: 
  • Masuk ke area Pantai Suluban tidak perlu bayar alias gratis.
  • Ada yang bilang Pantai Suluban, ada yang bilang Blue Point Beach, lokasinya sama kok, cuma beda panggilan aja.
  • Lokasi ini tidak cocok untuk anak kecil, banyak batuan dan karang keras, kalau bawa anak kesini jangan sampai tidak diawasi ya.

23 Desember 2012

, , , , ,

Misteri Panjang Gua Lokale

gua lokale


Bayangkan anda memasuki gua, berjalan lebih dari 24 jam dan sama sekali belum menemukan ujung gua tersebut. Pertanyaan "dimana jalan keluar? sampai berapa panjang lagi gua ini? atau setidaknya ada ujung buntu dari gua ini?" selalu ditanyakan saat memasuki gua yang ada di Desa Wosilimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua ini.

Memasuki Gua Lokale, bukan hal yang sulit, dengan catatan: untuk awal perjalanan memasuki gua. Saya tidak punya banyak waktu untuk menelusuri gua ini, jadi saya hanya menghabiskan waktu tidak sampai satu jam di area gua Lokale.

Melewati hutan pinus sebelum pintu masuk Gua Lokale


gua lokale
Pintu masuk Gua Lokale

Untuk sampai ke pintu masuk gua, hanya dengan berjalan lima menit dari perhentian mobil. Saya melewati hutan pinus terlebih dahulu, dengan jalan setapak yang mempermudah perjalanan.

Pintu masuk Gua Lokale sudah berbentuk pintu, jika pengawas gua tidak ada maka pintu ini digembok agar tidak ada yang sembarangan masuk.

Saya menyalakan senter dan memasuki celah sempit yang jadi areal masuk gua, berjalan hanya tiga meter dan saya harus menunduk menuruni tangga untuk semakin memasuki gua ini.

gua lokale
Masih banyak celah masuk sinar matahari di area awal

gua lokale

gua lokale
Struktur di dinding Gua Lokale

Gua Lokale dipercaya sebagai salah satu gua terpanjang di dunia. Alasannya? Karena belum pernah ada satu orangpun yang berhasil mencapai ujung gua ini. "Dulu ada ahli dari Amerika yang datang di tahun 1996, mereka masuk pukul 6 pagi, dan besoknya pukul 6 sore mereka keluar," ujar Pak Boas yang menemani saya berkeliling Gua Lokale.

Pak Boas pun dengan semangat meneruskan, ia bercerita kalau rombongan peneliti dari Amerika tersebut tidak menemukan ujung dari Gua ini, dan akhirnya keluar karena merasa tidak memungkinkan untuk mencapai ujung Gua Lokale yang belum pernah dicapai hingga kini.

Sejauh ini, menurut Pak Boa, data perjalanan memasuki Gua Lokale yang paling jauh adalah hingga tiga kilometer, dan itupun belum mencapai ujung sama sekali. Sayangnya saya hanya punya waktu sebentar untuk menikmati Gua Lokale, padahal Pak Boas menerangkan jika dapat memasuki hingga panjang sekitar 850 meter, terdapat aula besar di dalam gua. Bahkan, jika punya waktu lebih banyak dan sanggup berjalan dua kilometer ada aula kedua di Gua Lokale yang jauh lebih luas.

gua lokale
Laras, the cameraperson serius shooting

gua lokale
 
Meski tidak sampai ke dua aula itu, memasuki Gua Lokale jadi perjalanan yang menyenangkan. Seperti gua pada umumnya, terdapat banyak stalagtit dan stalagmit di berbagai sisi dan langit langit gua, ada beberapa dinding yang seakan akan diukir dan indah saat anda lihat, apalagi melihat bagian bagian gua menggunakan cahaya senter menimbulkan perasaan yang menyenangkan, seakan akan sedang mengeksplorasi hal baru.

Ada juga satu bagian dinding gua yang memiliki rongga, sehingga saat diketuk halus dengan jari, menimbulkan suara seperti gendang yang kemudian bergema lembut karena struktur dinding Gua Lokale.

gua lokale
 
Gua Lokale memang belum punya catatan resmi keterangan panjang, ataupun catatan ilmiah lain. Ah, namun saya membayangkan mengeksplorasi gua ini, berapa hari kita bisa berjalan memasuki gua dengan perbekalan? berapa lama kita bisa bertahan memasuki dan tinggal di gua hanya dengan cahaya senter dan udara yang semakin pengap saat masuk?

Mungkin, hanya mungkin, Gua Lokale memang akan terus jadi misteri, apakah memang terpanjang di dunia. Ah, Papua dan semua misteri indahnya. Amazing, a place worth exploring..

@marischkaprue - Hope for her next visit to Papua

Yang ingin merasakan sepenggal Gua Lokale, ada di video ini:



NOTES:
  • Akan jauh lebih menarik jika mengunjungi Wamena dan sekitarnya di saat Festival Lembah Baliem. Tahun ini Festival Lembah Baliem dilakukan di tanggal 12 Agustus - 15 Agustus 2013.
  • It would be way more interesting to visit Wamena and Baliem during the Baliem Valley Festival. This year the festival will be held on 12 August until 15 August 2013.

RELATED STORIES:

12 Desember 2012

, , , , , ,

Noah Chapel, When Storm Come, Will Love Survive?

Noah Chapel Bali

God whisper to little dots, then life happen,
Then Chromosomes defined,
Then born, men and women, to simply falling in love.
Journey brings two hearts together,
They shall holding hands and crazy twisted life happen again,
Both still holding hands..

Noah Chapel Bali

Saya menemukan bahtera putih di tengah hijaunya rumput. Ada bangunan kaca di atas bahtera, a chapel.  

Chapel, dimana dua manusia mengikat janji sehidup semati, yah meskipun di kenyataan janji ini seringkali diputus, entah takdir, situasi, atau apapun itu.. Pernikahan selalu membawa dua individu di satu bahtera, mengarungi dan mencoba bertahan di tengah pusaran hidup yang penuh kejutan.

Noah Chapel Bali
Altar di Noah Chapel
Small chapel untuk 30 orang
Noah Chapel Bali
View dari private pool
Noah Chapel Bali
View from Shem room
Noah Chapel Bali
Private pool for newlywed

Alkisah, saat banjir besar melanda, Nabi Nuh membuat bahtera besar, menyelamatkan masing masing sepasang makhluk hidup di dunia ini, mengarungi badai, untuk bertahan dan meneruskan kehidupan.

Noah Chapel Bali
 
Bahtera adalah simbol keselamatan, bertahan hidup di tengah badai besar yang melanda, di tengah arus yang dapat menghadang tujuan kita. Mimpi mengucap janji di lokasi ini adalah mimpi bahwa pasangan yang menikah akan bertahan di tengah badai kehidupan, survived just like Noah with his ark, just like couples on his Ark.

So, will you and your significant other will survive from the storm?


Notes:
- Lokasi Noah Chapel, Jl Indra Prasta Ungasan, Bali. Contact: 0361-3565777 or its website here Noah Chapel Bali
- Ukuran chapel standar untuk private wedding, nyamannya sekitar 30 tamu saja.
- Harga paket menikah disini mulai dari 1500 USD - 1700 USD, untuk dua jam pemakaian kapel, perbedaan harga dari jam penggunaan, semakin sore semakin malam karena sunset yang indah terlihat dari lokasi.
- Ada juga paket lengkap sekitar 3100 USD sudah termasuk menginap di Noah Chapel Villa
- Info detail harga dan bookings bisa email ke cary.sumau@gmail.com

RELATED STORIES:

6 Desember 2012

, , , , , , ,

Alun Alun Suryakencana, Surga Edelweiss


 
Edelweiss, Edelweiss Every morning you greet me.
Small and white, clean and bright.
You look happy to meet me..

I remember singing that song when I was a child, tanpa pernah melihat langsung edelweiss yang asli. Teman saya pernah membawakan edelweiss usai perjalanannya naik gunung (ini jangan diikuti ya, karena sebenarnya tidak boleh mengambil apapun di gunung), tapi melihat edelweiss langsung belum pernah, hingga saya pergi ke Gunung Gede.

Pemandangan saat menuju puncak Gede
Ingat cerita saya tentang Perjalanan ke puncak dan keindahan suasana di puncak Gede?  Hmm, keindahan itu masih berlanjut dan masih luar biasa.

Saya dan teman teman ada di puncak sekitar dua jam, kami foto foto, istirahat, makan nasi bungkus yang dijual di puncak, yes! di puncak ada lho yang jualan nasi bungkus, harganya 5 ribu pula! Tidak terbayang capai capai ke puncak lalu makanannya itu hanya dijual 5 ribu, kalaupun mas mas nya menjual 20 - 30 ribu masih saya beli, mengingat perjuangannya ke atas.


Loncat loncat di puncak Gede :)
Nah, dari puncak saya kembali turun, lewat rute yang berbeda. Melewati pepohonan dan bebatuan. Turun ini jauh lebih mudah dan cepat, tapi mesti hati hati kalau terpeleset dan menyeruduk batu bukan cuma lecet ceritanya.

Singkat cerita, kami sampai di area padang yang luas, diapit dua bukit. Sampai di lokasi saya langsung bilang Wow! (tapi tidak pakai koprol ya), luar biasa, benar benar indah banget.

Edelweiss memenuhi sisi sisi Alun alun Suryakencana


Padang di Alun alun tampak surreal sangking indahnya :)

Alun alun Suryakencana adalah padang seluas 50 hektar yang ada di ketinggian 2.750 m di atas permukaan laut, makanya di padang ini banyak bunga edelweiss. Jangan bayangkan bunga edelweis itu bunga biasa yang kecil kecil, tanaman edelweiss itu besar, bisa lebih tinggi dari orang, dan pastinya indah banget :)

Tenda kami di sisi alun alun Suryakencana
Di Alun alun Suryakencana kami mendirikan tenda. Saran saya, bangun tenda di area pinggir, karena kalau di area tengah lebih dingin karena angin melewati dua bukit sehingga sangat terasa aliran angin di tengah.



Bentangan padang dengan rumput kekuningan
Penuh edelweiss
Oya, di area Alun alun Suryakencana tidak ada wc, jadi kalau mau menuntaskan panggilan alam, edelweiss sangat membantu, karena banyak yang menyelesaikan perut mules dengan bersembunyi di tengah tengah edelweiss yang besar dan tinggi tinggi.

Hmm, mungkin juga karena itu edelweissnya subur subur hihi. Kalau berjalan di area itu mesti lihat lihat ke bawah jangan sampai menginjak "ranjau" tapi biasanya ditutupi tissue jadi anda sudah bisa lihat posisi ranjau. Haha kenapa jadi banyak ngomongin ini ya, merusak konten keindahan Alun alun Suryakencana.

Di luar masalah wc dan sampah, alun alun Suryakencana ini indahnya luar biasa. Saya membayangkan seandainya bawa dress panjang yang keren, terus foto foto di area ini pasti bakal seperti foto foto di majalah hihi.

My footsteps
Satu hal lagi, area Alun alun Suryakencana kalau sudah malam dinginnya pol, jadi siapkan baju dan peralatan untuk berperang dengan suhu dingin. Saya ingat sulit tidur karena kedinginan padahal sudah pakai jaket tebal, kaus kaki berlapis dan segala macam.

Pagi hari kami sempat mengecek suhu, ternyata sampai minus dua derajat celcius, pantas saja dinginnya luar biasa.


Laras, saya dan Fani di tengah edelweiss
Oya, satu lagi, malam hari biasanya kita pasang senter, nah coba senternya dimatikan sebentar dan lihat ke atas. Saya sampai melongo lihat bintang begitu banyak, langit dipenuhi bintang, romantis banget, sayangnya tidak sama jodoh kesana hihi.

Alun alun Suryakencana ini ada di area Taman Nasional Gede Pangrango, di wilayah tiga kabupaten yaitu Bogor, Cianjur dan Sukabumi, jadi dekat dari Jakarta dan bisa diakses saat weekend bagi anda yang kerja kantoran dan sulit ambil cuti libur.


Pengalaman yang seru banget!
Di perjalanan pulang, baterai kamera sudah habis jadi foto pake hp :)
Kalau kesini dijamin capenya ilang dan worth the effort, hasil foto foto juga pasti keren. Jadi next time, daripada nongkrong di mall menghabiskan seratus ribu untuk segelas martini, cobain deh naik gunung, sekali saja dan anda tentukan sendiri apakah ketagihan atau menyesal :)

@marischkaprue - her journey is like counting stars, endless.

Notes:
  • Kalau mau trip ke Gunung Gede biasanya penyedia jasanya sudah buat paket, misalnya sekian per orang, tergantung lama hari dan berapa banyak orang, makin rame rame makin murah pastinya.
  • Detail biaya bisa tanya ke Kang Emon di 081289485491/ 085723205179, jangan takut ngga kuat trekking karena ada bantuan porter :)