Setiap saya ketemu teman teman lama pasti statement mereka
"enak banget sih kerjaan lu jalan jalan dibayar," hmm iya juga sih,
kerjaan saya dulu jadi host di acara wisata di salah satu stasiun tv swasta,
dan pastinya kerjaannya jalan jalan tentunya.
Tapi, jalan jalan dalam lingkup kerja itu tidak semuanya
enak lho, ada hal hal di balik layar yang tidak terlihat di tayangan, misalnya
saya harus jalan 7 jam untuk dapat satu shot air terjun yang bagus misalnya,
atau mesti tidur di lantai tanpa kasur di lokasi lokasi tertentu. Ah, tapi
semua kesulitan itu memang terbayar dengan pengalaman bepergian dari satu
tempat ke tempat lain. Traveling,
memang membuat saya ketagihan.
Nah, bulan September tahun 2012 lalu saya membuat keputusan yang cukup drastis. I quit my job, ya istilah halusnya resign. Semua yang tahu ini kaget,
maklum saya tidak pernah cerita tentang rencana ini ke banyak orang dan selama
ini saya terlihat (dan memang) menikmati pekerjaan saya.
"Sayang kan ga bisa jalan jalan lagi" itu komentar
sebagian besar yang mendengar saya membuat keputusan berhenti kerja di
perusahaan. Saya hanya menekankan satu hal "Traveling
is my life and I will still in this area, I will never stop traveling,"
caranya? ah ini persoalan lain.
Selama ini saya senang menulis, berbagi cerita,
mendokumentasikan keindahan Indonesia, ada pula hal hal lain yang menguras
waktu dan energi, meski saya senang menjalani semuanya sekaligus tapi kadang
ada satu titik dimana kita harus memilih, poin A atau B, jalan ini atau itu,
dan apa yang ada di depan, as people always said "Only God knows."
Kadang kita terjebak di situasi nyaman, comfort zone yang membuat kita terlena. Mungkin dan kadangkala,
manusia harus berani meninggalkan comfort
zone itu untuk bisa berkembang, burung saja harus meninggalkan sarang
hangat dan nyaman untuk bisa terbang kan?
Kali ini saya mengambil langkah itu, mungkin bukan langkah
yang nyaman, tapi saat saya terbang nanti, I
will Thank God I have the courage. Gagal ataupun kenyataan yang tidak
selaras dengan mimpi itu urusan nanti karena putaran nasib yang menentukan.
Yang penting, kita sudah berusaha, sudah kerja keras, punya mimpi dan tidak
takut untuk mewujudkan mimpi itu.
Kalau boleh bercerita sedikit, saat belum sebulan dari keputusan
saya meninggalkan area yang "jalan jalan banget," saya sudah bisa traveling lagi, dan tiga kesempatan traveling sudah ada di depan mata bulan berikutnya, dan masih ada lagi yang menunggu di depan. I think I am so lucky, even God don't let me wait to fulfill my
passion, meski saya belum di tahap tujuan besar saya. So now I am, doing what I like the most after the big step, so why
don't you?
Say Yeay! to travel more and more! |
Ingat satu hal, perjuangan dan resiko selalu sebanding
dengan hasil. To leave your comfort zone
is an investment for life. Go get your dream!
@marischkaprue - after
her big step, not jump above yet.
As published on Divemag Indonesia Volume 3 No. 032, November 2012. With a tiny editing from the original.
7 comments:
I quit my job for the same reason, kak! :')
Ketika comfort zone menjadi kambing hitam
pingin jadi trveller
i took my chances. mungkin gak akan selalu gampang dan mulus, tapi kalo gak dicoba kita gak akan pernah tau, kan?
eh tapi aku bukan travel blogger kayak kamu sih, prue. aku blogger aja gitu :))
*toss sama mas Acen* :)
@Arga
Bukan kambing hitam tapi kadang kalo sofanya terlalu enak bikin males gerak.. ;)
@Nico
Pasti bisa :D
@mbok:
kamuh sih bloher jawara mbok X) diver pula lagi #eaaaak
Dibalik sebuah keputusan ternyata ada hal yang lebih baik sudah menunggu.
Saya belum siap meninggalkan pekerjaan untuk sebuah travelling tapi saya kerja untuk jalan2.
@akbar
semua orang punya jalannya masing2 kok, kerja untuk jalan2 tentu menyenangkan :)
Posting Komentar