Maebashi mungkin terdengar asing bagi sebagian besar warga Indonesia, bahkan yang sudah sering ke Jepang. Kota yang ada di Prefektur Gunma ini memang bukan tujuan wisata. Namun, saya sangat sering datang ke Maebashi, saya bahkan hafal jalanannya karena sering sekali menyusuri dengan sepeda.
Alasannya? Sepupu saya, Reni, dahulu bekerja di Maebashi, sehingga hampir setiap saya liburan atau ada penugasan kerja di Jepang, saya sempatkan mampir ke Maebashi. Sekilas kota ini terlihat biasa, memang tidak banyak temple atau shrine seperti di Kyoto, tidak ada area shopping street klasik, atau castle.
Namun dengan seringnya saya ke Maebashi, kota ini terasa seperti rumah di Jepang. Mungkin, karena setiap kali ke sini, saya tidak harus berpikir main ke mana atau explore tempat yang “tourist worthy,” saya hanya menikmati sehari-hari berkeliling, main ke taman, makan di warung random, menyapa warga Maebashi yang ramah (kalau mereka bawa anjing hehe).
Iwagamiinari Shrine, Maebashi |
Saat musim semi, Maebashi berwarna selayaknya di kota-kota lain di Jepang. Di sini hampir tidak ada turis, taman di mana bunga sakura bermekaran hanya dinikmati warga lokal, dan pengunjung yang “nyempil” seperti saya.
It’s always such a great moment di Maebashi, here are some during sakura season…
@marischkaprue - loves to sleep in the park during sakura season