"Wah
gajahnya lucu banget tadi nyambut kita, kupingnya gerak-gerak," ujar teman
saya usai safari dengan jeep di Afrika Selatan. Saya yang ada di jeep yang
berbeda langsung senyum-senyum sendiri karena saat gajah yang ia maksud
mendekati jeep yang ia tumpangi, ranger di jeep saya justru berkata bahwa gajah
itu justru memberi peringatan saat melakukan gerakan yang disebut
"lucu" oleh teman saya.
Itu kejadian tiga tahun lalu..
Itu kejadian tiga tahun lalu..
Gajah selama ini
memang punya image baik, lucu, meskipun badannya sangat besar, baik gajah
Afrika maupun Gajah Asia. Mungkin karena image karakter Dumbo? lalu siapa pula
yang mulai cerita bahwa gajah takut tikus? ini selalu ada di komik-komik.
Kali ini saya
berhadapan dengan gajah Asia, Luis Figo namanya, diambil dari pesepakbola asal
Portugis. Luis Figo yang ini tidak bermain bola, namun Luis "memegang"
lingkaran bunga ala-ala dengan belalainya. Luis mendekati saya dan sayapun
sambil merekam Luis yang mendekat dengan smartphone saya. Makin dekat, makin
dekat, si jantan berumur 12 tahun ini memang sangat besar, sekali injak tentu
saya yang hanya berbobot 52 kilogram ini sudah jadi pepesan. Namun saya tidak
takut sama sekali, mata Luis terlihat lembut, ia tidak akan menyakiti siapapun.
Luis mengalungkan
karangan bunga itu ke leher saya. "Nice job Luis," ujar Bang Ilham,
mahout (pawang) utama di Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) di
Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Luis tinggal di
ANECC bersama 3 gajah lainnya: Vini Alfi, gajah 30 tahun yang berasal dari
Hutan Sosa di Sidempua, Ester yang sudah berusia 36 tahun dari Palembang dan
Siti, gajah 37 tahun yang juga berasal dari Palembang.
Saya cukup heran
kenapa hanya ada 4 gajah di area yang luas ini. Bang Ilham kemudian
menceritakan bagaimana gajah-gajah ini bisa ada di ANECC. Sebagian besar dari
gajah-gajah ini adalah anak dari gajah yang ada di penangkaran gajah di wilayah
lain, jadi memang sudah terbiasa berinteraksi dengan manusia. Meski begitu,
Bang Ilham menegaskan bahwa kita tidak bisa seenaknya memperlakukan gajah bak
binatang peliharaan, tetap mesti ada pawang dan prosedur keselamatan untuk
berinteraksi dengan gajah.
Di ANECC juga tidak ada elephant riding untuk pengunjung, hanya mahout (pawang)
yang boleh naik ke atas gajah untuk mengarahkan gajah-gajah tersebut. Saya pun
memperhatikan bahwa mahout naik di bagian "leher" gajah, lebih ke arah
kepala dibandingkan elephant ride yang biasanya naik di punggung gajah. Mahout
pun memberi arahan pada gajah dengan suara, seakan membisiki gajah persis di
telinganya.
Bang Ilham bercerita sebelum atraksi edukasi gajah |
Mahout membisiki gajah |
Ada kata yang
sering saya dengar: " sayang."
Bang Ilham
berulang kali berkata "sayang" sambil memanggil gajah-gajah di ANECC,
dan berulang kali pula ia mengelus Luis, Vini, Ester dan Siti bak anaknya
sendiri.
"10 tahun
saya sudah jadi mahout," ujar Bang Ilham yang tidak pernah terpikir ini
akan jadi jalan hidupnya. Ia mulai dari membantu temannya yang menangani gajah
dan ternyata tidak butuh waktu lama bagi Bang Ilham untuk jatuh cinta pada
binatang besar yang lembut ini.
Survival of the Fittest
Siapa yang kuat,
itu yang akan bertahan. Sayangnya meski berukuran besar dan sangat kuat (katanya
gajah dewasa dapat mengangkat bobot seberat 300 kg dengan belalainya), namun
nasib gajah di alam liar justru tersingkir. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan
kita: manusia..
Makaranga, tanaman kesukaan gajah yang ditaman di area Aek Nauli Elephant Conservation Camp |
Lahan tempat
tinggal gajah yang terdesak keberadaan manusia, atau ketamakan manusia yang
membunuh gajah untuk diambil gadingnya (atau caling pada gajah Asia betina -
semacam gading namun lebih pendek dan dengan kepadatan yang berbeda). Binatang
besar nan lembut ini semakin terdesak, dan salah satu upaya penyelamatan gajah
adalah area konservasi seperti ANECC ini. Saat ini baru ada empat gajah, namun
ANECC sedang terus dikembangkan, area penanaman pakan gajah juga diperluas agar
bisa menampung lebih banyak gajah di kemudian hari, dan semoga saja bisa lebih
banyak mengedukasi orang-orang tentang gajah dan pentingnya menjaga kelestarian
gajah, terutama di Indonesia.
Penyerahan donasi Rp. 549 juta dari penjualan tiket Pertamina Eco Run 2018 untuk konservasi gajah di Aek Nauli |
Saya datang
bersama rombongan kecil dari Pertamina yang datang untuk menyalurkan bantuan
donasi yang dikumpulkan dari acara Pertamina Eco Run pada Desember 2018 lalu.
Penjualan tiket sebesar sekitar Rp. 1 Miliar itu disalurkan untuk pelestarian
Elang Bondol dan Gajah Sumatera, untuk donasi Gajah Sumatera sebesar Rp. 549
juta disalurkan melalui Balai Penelitan Pengembangan Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Aek Nauli.
Saya memang bukan
orang yang hobi ikutan acara lari, namun begitu tau bahwa hasil penjualan tiket
digunakan untuk donasi pelestarian satwa saya sangat senang. Mungkin lain kali
saya akan ikut lari (or maybe not haha, but I'm 1000% loving this kind of
event).
Hoping to see more happy elephants in the wild |
Mungkin di
pikiran kita, kita lari untuk kesehatan, olahraga, namun gajah-gajah itu selama
ini lari dari bahaya yang mengancam mereka, lari dari manusia yang berusaha
menangkap gajah, atau mengusir gajah dari lahan mereka. Kita berlari di
Pertamina Eco Run dengan harapan gajah-gajah itu bisa berhenti berlari dari
ancaman, dengan adanya area aman untuk mereka, bukan hanya untuk Luis Figo..
@marischkaprue - think that elephant remember things better
than her (she kept forgetting where she put her car key a lot of times)
****
AEK NAULI ELEPHANT CONSERVATION CAMP (ANECC)
Jl. Lintas Tengah Sumatera
Sibaganding, Girsang Sipangan
Bolon, Kabupaten Simalungun
Sumatera Utara
THANKS TO
PERTAMINA
more about Pertamina Eco Run and the donation here
Trinity Traveler (went to Medan - Pematang Siantar, ANECC with her, check out her blog here)
1 comments:
udah cantik pinter terkenal lagi keren salam kenal ya
Posting Komentar